Anak-anak adalah aset paling berharga untuk masa depan bangsa, dan mempersiapkan mereka secara optimal sejak dini adalah kunci untuk membangun generasi penerus yang tangguh. Dalam konteks ini, program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) memegang peran vital untuk memastikan anak-anak mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, dan perlindungan. Namun, realitas di Indonesia menunjukkan masih banyak tantangan besar yang menghambat implementasinya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, angka partisipasi kasar anak dalam pendidikan anak usia dini hanya 36,03 persen, dengan hanya separuh dari mereka yang benar-benar mendapatkan layanan PAUD berkualitas. Ketimpangan akses, transisi yang kurang optimal ke jenjang sekolah dasar, serta minimnya integrasi teknologi menjadi kendala yang terus dihadapi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bekerja sama dengan SEAMEO CECCEP dan didukung oleh Tanoto Foundation meluncurkan tiga inisiatif strategis, yaitu Risalah Kebijakan dan Laporan Pemetaan PAUD di Asia Tenggara, Modul Transisi PAUD ke SD untuk Orang Tua, dan aplikasi inovatif bernama “Anaking.” Risalah Kebijakan ini menawarkan analisis mendalam tentang praktik PAUD Holistik Integratif di Asia Tenggara, dilengkapi rekomendasi berbasis bukti untuk meningkatkan koordinasi lintas sektoral dan keberlanjutan program. Modul transisi hadir sebagai panduan bagi orang tua dalam mempersiapkan anak menghadapi jenjang pendidikan dasar, memastikan kesiapan sosial dan emosional anak tanpa tekanan berlebihan seperti tes masuk sekolah. Sementara itu, aplikasi “Anaking” membawa pendekatan digital untuk mendukung pengasuhan anak usia 0-4 tahun dengan fitur interaktif seperti pemantauan pertumbuhan dan stimulasi aktivitas.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa pendidikan anak sejak usia dini, bahkan sejak dalam kandungan, menjadi fondasi penting dalam membangun generasi berkualitas. Menurutnya, anak-anak yang mengikuti program PAUD cenderung memiliki ketahanan mental, intelektual, dan sosial yang lebih baik, memudahkan mereka menghadapi tantangan di jenjang pendidikan berikutnya. Produk-produk dari SEAMEO CECCEP ini diharapkan dapat menjadi bagian dari gerakan kolektif untuk menciptakan sumber daya manusia unggul.
Selain itu, Direktur SEAMEO CECCEP, Vina Adriany, menyebut bahwa inisiatif ini merupakan wujud komitmen untuk meningkatkan riset, advokasi, dan kapasitas layanan PAUD yang inklusif. Tidak kalah penting, Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, Eddy Henry, menyoroti pentingnya kolaborasi regional untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan partisipasi PAUD hingga 70 persen pada 2030, sebagai upaya membentuk generasi masa depan yang berkualitas.
Peluncuran inisiatif-inisiatif ini menjadi langkah signifikan untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan anak usia dini. Lebih dari itu, program-program ini tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga membuka ruang dialog bagi para pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan nyata dalam perkembangan anak usia dini, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.