KUAI RI Seoul, Zelda Wulan Kartika, menegaskan pentingnya Friends of Indonesia sebagai mitra strategis Pemerintah Indonesia dalam mempererat hubungan dengan negara-negara sahabat, terutama Korea Selatan. Dalam sambutannya di simposium “Friends of Indonesia” yang bertemakan “Beyond 50 Years of Indonesia-ROK Bilateral Relationship,” Zelda mengungkapkan gagasan untuk membentuk forum resmi yang menaungi keberadaan Friends of Indonesia di Korea Selatan. Simposium ini digelar oleh KBRI Seoul pada 30 Oktober di Wisma Duta Besar RI di Seoul, dengan harapan dapat memperkokoh hubungan antar-masyarakat kedua negara yang sudah terjalin erat selama lima dekade terakhir.
Zelda menyoroti dua peran utama Friends of Indonesia, yaitu sebagai penyambung suara Indonesia di Korea Selatan dan sebagai sumber inspirasi serta pemikiran dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Kim Min Seok, anggota senior Parlemen Korea Selatan sekaligus Wakil Ketua Komite Persahabatan Parlemen Korea-Indonesia, menyambut baik inisiatif ini. Ia menyebut kehadiran para Indonesianist di Korea Selatan sebagai “jembatan persahabatan” yang berfungsi sebagai duta kebudayaan kedua negara.
Acara ini dihadiri sekitar 40 warga Korea Selatan yang memiliki minat dan hubungan spesifik dengan Indonesia, termasuk akademisi, seniman, influencer, pengusaha, yayasan budaya, LSM, dan media. Simposium ini diadakan sebagai respons terhadap meningkatnya ketertarikan warga Korea Selatan terhadap berbagai aspek budaya Indonesia. Dengan inisiatif ini, KBRI Seoul mendorong terbentuknya jaringan Friends of Indonesia yang bisa bersinergi dengan Pemerintah Indonesia dalam mempererat kemitraan khusus strategis antara kedua negara.
Pembukaan simposium dimeriahkan oleh tarian Benggong dari Nusa Tenggara Timur, yang ditampilkan oleh Kelompok Tari Tradisional Indonesia (KTTI) di Korea, di mana salah satu penarinya adalah warga Korea Selatan. Acara dilanjutkan dengan sesi talk show, di mana tiga akademisi Korea Selatan, yakni Yekyoum Kim (Busan University of Foreign Studies), Lee Jaehoon (Daejin University), dan Je Seong Jeon (Presiden Korean Association of Southeast Asian Studies), berbagi kisah tentang ketertarikan mereka terhadap Indonesia serta pandangan mereka terhadap prospek hubungan Indonesia-Korea di masa depan. Mereka yakin bahwa kolaborasi kedua negara akan terus menguat di berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga budaya.
Mengukuhkan komitmen yang disampaikan KBRI Seoul, Yekyoum Kim mewakili para peserta mendeklarasikan pembentukan “Friends of Indonesia Society” di Korea Selatan. Forum ini diharapkan menjadi platform bagi interaksi yang lebih intensif antara masyarakat kedua negara serta memupuk persahabatan yang lebih mendalam.
Dalam acara tersebut, penghargaan juga diberikan kepada tiga tokoh Friends of Indonesia di Korea, yakni Je Seong Jeon (Presiden KASEAS dan JISEAS), Yekyoum Kim (Direktur Indonesia Center di BUFS), dan Yang Seung Yoon (Profesor Emeritus dari Hankuk University of Foreign Studies). Ketiganya dinilai berperan penting dalam membangun jembatan persahabatan Indonesia-Korea.
Simposium ini juga menampilkan pameran dokumentasi dari “Korea Cia-Cia Culture Exchange Association” yang berkontribusi dalam pendidikan bagi Suku Cia-Cia di Bau-Bau, Sulawesi Selatan, yang menggunakan aksara Hangeul. Selain itu, ditampilkan sekitar 50 buku tentang Indonesia yang ditulis oleh akademisi Korea dan beberapa lukisan karya Nuradi Noeri, mantan diplomat Indonesia yang kini menetap di Korea Selatan. Simposium ditutup dengan makan siang bersama, di mana para peserta menikmati hidangan khas Indonesia yang menambah keakraban di antara para hadirin.