Menurut laman databoks.katadata.co.id, laporan World Risk Report 2022 yang dirilis oleh Bündnis Entwicklung Hilft dan IFHV of the Ruhr-University Bochum menunjukkan bahwa Indonesia memiliki risiko bencana yang tinggi, menjadikannya sebagai salah satu negara paling rentan terhadap bencana di dunia.
Dari 193 negara yang dinilai, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara yang paling berisiko terkena bencana alam, dengan ancaman seperti gerakan tanah dan gempa bumi.
Badan Standarisasi Nasional (BSN) melaporkan bahwa upaya yang efektif dalam mengurangi risiko bencana alam termasuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui sistem peringatan dini, dengan melibatkan partisipasi aktif komunitas wilayah terdampak.
BSN telah menetapkan 23 Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait kebencanaan, termasuk sistem peringatan dini dan penanggulangan bencana. Indonesia juga terlibat aktif dalam mengusulkan rancangan standar terkait kebencanaan di forum internasional, dengan mengacu pada SNI yang telah ada untuk menjadi referensi internasional.
Salah satu prestasi yang dihasilkan adalah penyetujuan dan penetapan Indonesia mengenai Community Based-Tsunami Early Warning System menjadi standar internasional di forum organisasi standardisasi internasional (ISO) sebagai ISO 22328-3 Security and resilience — Emergency management — Part 3: Guidelines for the implementation of a community-based early warning system for tsunamis.
Proses pengajuan usulan ISO 22328-3 ini menunjukkan bahwa Indonesia memanfaatkan SNI 8840-2:2020 sebagai dasar acuan. SNI ini dirumuskan oleh Komite Teknis 13-08 Penanggulangan Bencana.
SNI 8840-2:2020 bertujuan untuk memberikan panduan dalam penerapan sistem peringatan dini bencana di kawasan rawan tsunami. Standar ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam peningkatan pengetahuan risiko tsunami, diseminasi dan komunikasi risiko tsunami, pemantauan dan diseminasi peringatan dini, serta kemampuan respon dalam menghadapi bencana tsunami.
Implementasi layanan peringatan dini ini sejalan dengan Prioritas Nomor 4 dalam Kerangka Sendai 2015-2030, yang menekankan pada peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam merespon peristiwa bencana secara efektif.
Indonesia juga telah mengusulkan perubahan standar ISO lainnya, seperti ISO/DIS 22328-2 Security and resilience — Emergency management — Part 2: Guidelines for the implementation of a community-based landslide early warning system.
Pencapaian ini merupakan hasil kerja sama yang solid antara BSN, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengusung SNI menjadi Standar Internasional di forum ISO. Hal ini tidak hanya memberikan kontribusi bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia secara keseluruhan dalam mengurangi dampak bencana.