Peningkatan daya saing Indonesia telah menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi negara yang tetap solid. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan konsistensi, berkat efisiensi bisnis yang semakin meningkat dan kebijakan pemerintah yang efektif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers RAPBN 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, pada Jumat (16/8/2024). Menurut Airlangga, daya saing Indonesia saat ini mencerminkan keberhasilan dari reformasi struktural yang telah dilakukan. Hasil asesmen dari lembaga rating internasional juga menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi negara yang menarik di tingkat investment grade.
Airlangga juga memaparkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diperkirakan akan sedikit membaik dibandingkan 2024. Inflasi di negara berkembang diperkirakan akan tetap di sekitar 6 persen, sementara di negara maju sudah menurun menjadi sekitar 2 persen, dengan rata-rata global sekitar 4,4 persen.
“Pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua mencapai 5,05 persen, dan peringkat daya saing Indonesia di IMD melonjak signifikan ke posisi 27 dari 34, berkat perbaikan dalam efisiensi bisnis dan pemerintahan. Ini menunjukkan bahwa reformasi Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) berjalan sesuai rencana. Rating terbaru dari S&P juga menunjukkan bahwa Indonesia berada satu tingkat di atas level investment grade,” kata Airlangga.
Inflasi domestik juga terjaga dengan baik, dengan tingkat inflasi Indonesia per Juli 2024 sebesar 2,13 persen, yang berada dalam target sasaran 2,5 persen ± 1 persen. “Di antara negara-negara lain, inflasi kita tetap rendah dan terkontrol, yang merupakan pencapaian penting di tengah tekanan global,” tambah Airlangga.
Dia juga menyoroti capaian sosial ekonomi, seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Tingkat kemiskinan ekstrem telah menurun menjadi 0,83 persen per Maret 2024 dan semakin mendekati target 0 persen pada akhir tahun ini. Kebijakan penurunan beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan diharapkan dapat mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem.
Tingkat pengangguran juga mengalami penurunan menjadi 4,82 persen pada Februari 2024, turun dari 5,81 persen pada Februari 2023, dengan penambahan 3,55 juta lapangan kerja baru selama periode tersebut. Indeks Keyakinan Konsumen tetap optimis di level 123,4 pada Juli 2024, sementara Indeks Penjualan Riil menunjukkan hasil positif (4,43% pada Juli 2024). Meskipun PMI Manufaktur mengalami sedikit kontraksi (49,7 pada Juli 2024), hal ini sejalan dengan tantangan global yang dihadapi.
Di sisi positif lainnya, surplus perdagangan terus berlanjut dengan surplus sebesar USD472 juta pada Juli 2024, mencatat 51 bulan berturut-turut surplus. Cadangan devisa juga meningkat menjadi USD145,4 miliar, mencerminkan ketahanan ekonomi yang solid.
Dengan pencapaian-pencapaian ini, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia berada di jalur yang benar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Reformasi struktural dan kebijakan efisiensi yang diterapkan pemerintah diharapkan akan terus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional di masa depan. Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu beradaptasi dengan dinamika global tetapi juga unggul dalam meningkatkan daya saing di panggung internasional.