Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, bersama jajaran pimpinan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), mengunjungi Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) 2024 yang berlangsung di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kunjungan ini adalah bagian dari serangkaian kegiatan Mendikdasmen untuk membangun kemitraan dengan organisasi-organisasi pendidikan di Indonesia.
Dalam kunjungannya, Mendikdasmen Mu’ti menekankan pentingnya dukungan PGI dalam memperkuat sistem pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). “Kami ingin memperkuat sinergi dengan PGI sebagai mitra strategis dalam meningkatkan pendidikan di daerah 3T, yang menjadi tantangan besar bagi kami,” ujar Mu’ti. Ia juga menyatakan bahwa PGI telah memiliki pengalaman panjang dalam mengelola lembaga pendidikan di wilayah tersebut, dengan 2.556 satuan pendidikan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia.
Salah satu fokus utama dari Kemendikdasmen adalah Program Wajib Belajar 13 Tahun, yang bertujuan mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam aspek religiusitas dan moralitas untuk menghadapi tantangan global. “Pendidikan yang baik harus mencakup pembentukan karakter yang kokoh, agar anak-anak Indonesia dapat berkembang dalam menghadapi tantangan masa depan,” tambah Mendikdasmen Mu’ti.
Untuk mendukung hal ini, Kemendikdasmen juga merencanakan peluncuran Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat pada Desember 2024. Program ini bertujuan membangun karakter anak-anak Indonesia melalui kebiasaan positif yang mendukung kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual. Kebiasaan ini mencakup bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, makan sehat, bermasyarakat, dan tidur cepat. Program ini bukan hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada integrasi nilai-nilai kebangsaan dan karakter yang lebih baik.
Pendeta Gomar Gultom, Ketua Umum PGI, menyambut baik kedatangan Mendikdasmen Mu’ti dan menyatakan dukungannya terhadap program ini. Ia juga mengingatkan bahwa gereja-gereja telah banyak berperan dalam menyediakan pendidikan di Indonesia, tetapi beberapa sekolah Kristen kini menghadapi tantangan yang mengancam kelangsungan operasionalnya. “Program ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah kami,” ujar Pendeta Gomar.
Pemerintah Indonesia terus berupaya memperluas akses pendidikan di daerah 3T melalui peningkatan infrastruktur dan pendampingan kepada lembaga pendidikan, termasuk yang dikelola oleh PGI. Kemitraan yang erat antara pemerintah dan organisasi pendidikan seperti PGI diharapkan akan mempercepat penyelesaian tantangan pendidikan di daerah-daerah tertinggal dan memastikan bahwa seluruh anak bangsa mendapatkan pendidikan yang berkualitas.