Pertemuan untuk mengevaluasi Program Triple Win G to G (government-to-government) yang memfasilitasi penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perawat di Jerman, diadakan di Manhattan Hotel, Jakarta Selatan, pada Selasa (12/11/2024). Pertemuan ini juga membahas upaya untuk mempercepat penempatan tenaga kerja melalui pembaruan metode pelatihan serta digitalisasi proses perjanjian dan izin kerja.
Sejak dimulai pada 2023 hingga September 2024, sebanyak 195 perawat Indonesia telah ditempatkan di Jerman melalui skema Triple Win. Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Dzulfikar Ahmad Tawalla, yang membuka acara ini, berharap forum tersebut dapat mengidentifikasi tantangan yang ada dan merumuskan strategi untuk mempercepat proses penempatan PMI ke Jerman.
Selain itu, Dzulfikar juga berharap dapat memperluas kesempatan kerja untuk PMI Indonesia di sektor lain seperti perhotelan, konstruksi, teknologi informasi, dan pekerjaan ramah lingkungan (green job), yang kini menjadi fokus utama pemerintah Jerman.
“Kami sangat mengapresiasi kerja sama antara Indonesia dan Jerman di bidang ketenagakerjaan yang sudah terjalin sejak 2020. Kini, program ini telah memasuki batch IV pada 2024. Kami berharap kolaborasi ini bisa terus dipercepat untuk mencapai hasil yang lebih optimal,” ungkap Dzulfikar, seperti dilansir oleh situs resmi KP-PMI pada Rabu (13/11/2024).
Salah satu tantangan besar dalam program ini adalah penguasaan bahasa Jerman, yang menjadi syarat utama bagi calon PMI. Proses rekrutmen dan penempatan membutuhkan waktu minimal satu setengah tahun, terutama bagi mereka yang memulai dari level dasar dalam pembelajaran bahasa. Dzulfikar berharap kementerian terkait dan lembaga pendidikan keperawatan bisa mendukung program ini dengan memasukkan pelajaran bahasa Jerman dalam kurikulum pendidikan mereka.
Tak hanya itu, Dzulfikar juga menyoroti tantangan geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, yang menyulitkan proses pelatihan bagi calon PMI dari 32 provinsi. Hal ini menjadi tantangan logistik dalam memfasilitasi pelatihan bahasa Jerman. “Kami berharap metode pelatihan dan ujian bahasa Jerman bisa lebih mudah diakses untuk seluruh calon PMI, terutama ujian bahasa Jerman level B1,” tambahnya.
Wakil Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Thomas Graf, menyatakan dukungannya terhadap keberhasilan Program Triple Win. Ia mengungkapkan bahwa kerja sama antara Bundesagentur für Arbeit (BA) dan BP2MI telah mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jerman. “Kedutaan Jerman berkomitmen untuk terus mendukung program ini dan memastikan kelancaran pelaksanaannya, dengan bekerja sama dengan semua pihak terkait,” ujarnya.
Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi, termasuk Country Director GIZ Hans Ludwig Bruns, Direktur Hubungan Internasional Bundesagentur Für Arbeit (BA) Alexander Wilhelm, dan sejumlah pejabat dari kementerian terkait. Para perwakilan dari Kedutaan Besar Indonesia untuk Jerman, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan, serta lembaga terkait lainnya juga turut hadir.
Program Triple Win yang bertujuan untuk menghubungkan tenaga kerja Indonesia dengan peluang kerja di Jerman telah menunjukkan dampak positif, namun tentunya, untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja yang dapat diangkat, beberapa perbaikan dalam hal pelatihan dan kesiapan bahasa sangat diperlukan.