KRI Bima Suci Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Filipina: Diplomasi Budaya di Atas Laut
Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Filipina, KRI Bima Suci-945 melakukan kunjungan persahabatan di Manila pada 15-18 Oktober 2024. Selain sebagai latihan bagi para taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), kunjungan ini juga sarat dengan misi diplomasi budaya, memperkuat ikatan antara kedua negara. Sejumlah agenda menarik akan digelar, mulai dari parade drum band, kirab budaya, pertunjukan seni, hingga cocktail reception dengan menu khas Nusantara.
Duta Besar RI untuk Filipina, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, menekankan bahwa KRI Bima Suci memainkan peran penting sebagai duta apung Indonesia. “Kapal ini bukan hanya alat latihan, tetapi juga duta budaya yang membawa misi persahabatan ke berbagai pelabuhan di dunia,” jelas Agus. Kehadirannya di Manila menjadi momen strategis untuk mempererat hubungan antarbangsa dan mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Filipina.
Simbol Diplomasi dan Promosi Budaya
KRI Bima Suci telah dikenal luas sebagai “Floating Ambassador of Goodwill,” yakni duta apung yang membawa pesan persahabatan melalui budaya dan seni. Kapal latih ini mengombinasikan peran diplomatik dan pendidikan bagi para kadet AAL yang sedang menjalankan pelayaran Kartika Jala Krida 2024. Agus menegaskan bahwa misi kapal ini tidak hanya untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia, tetapi juga untuk memperkuat hubungan bilateral.
Pada upacara penyambutan tanggal 15 Oktober 2024, Dubes RI Agus Widjojo membuka secara resmi kunjungan tersebut bersama Pangkoarmada III, Laksda TNI Hersan, dan Commander Littoral Combat Force (LCF) Filipina, Commodore Vincent J. Sibala. Setelahnya, para taruna AAL menerima pengarahan dari Dubes di atas kapal, sebagai bagian dari pembekalan mereka dalam misi ini.
Kali ini, KRI Bima Suci membawa total 193 personel, termasuk 98 awak kapal dan 95 taruna, dengan komando Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso. Yang menarik, pelayaran tahun ini menjadi momen istimewa karena untuk pertama kalinya melibatkan taruni perempuan sebagai peserta.
Perjalanan Panjang dan Kehangatan di Manila
KRI Bima Suci memulai pelayarannya pada Agustus 2024 dan telah berlabuh di sejumlah negara Asia, seperti Singapura, Kamboja, Vietnam, China, Korea Selatan, Rusia, dan Jepang, sebelum akhirnya tiba di Manila. Dalam kunjungan kali ini, kapal tiang tinggi tersebut akan terbuka bagi masyarakat Indonesia di Manila dan warga Filipina pada 16 Oktober 2024.
Selain membuka akses ke kapal, taruna AAL akan mengadakan parade drum band dari Kedutaan Besar RI menuju Taman Legazpi di Makati. Kirab budaya juga akan digelar pada hari yang sama, berkolaborasi dengan diaspora Indonesia dan masyarakat Filipina. “Ini bukan sekadar parade, tetapi momentum untuk merayakan kebhinekaan dan persahabatan kedua negara,” ujar Bambang Wijonarko, Atase Pertahanan KBRI Manila.
Makati, kota finansial Filipina yang menjadi lokasi kirab, dipilih karena posisinya yang strategis. Acara ini akan dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Wakil Wali Kota Makati Monique Yazmin Q. Lagdameo dan Pangkoarmada III Laksda TNI Hersan sebagai pimpinan misi Indonesia.
Perpaduan Seni, Kuliner, dan Diplomasi
Dalam kirab budaya, peserta dari Indonesia dan Filipina akan mengenakan pakaian adat masing-masing, menghadirkan warna-warni keragaman budaya. Drum band taruna AAL juga akan tampil, memeriahkan suasana dengan musik yang energik. Bahkan, sekitar 20 pastor dan biarawati dari diaspora Indonesia turut ambil bagian dalam kirab ini, menegaskan kuatnya hubungan sosial dan budaya antara kedua negara.
Acara lainnya yang tak kalah menarik adalah cocktail reception di atas geladak KRI Bima Suci. Para tamu akan disuguhi hidangan khas Nusantara, seperti nasi goreng, mie goreng, bakso, dan sate, yang disiapkan langsung oleh koki ABK. Selain sajian kuliner, para taruna juga akan mempersembahkan tarian tradisional, termasuk Tari Piring, Saman, dan Kecak.
“Pertunjukan ini adalah ciri khas KRI Bima Suci. Saya belum pernah melihat kapal latih dari negara lain menggelar pagelaran seni seperti ini,” ungkap Bambang Wijonarko. Dengan cara ini, Indonesia tidak hanya memperkenalkan kulinernya tetapi juga warisan budayanya kepada publik internasional.
Diplomasi Budaya sebagai Jembatan Persahabatan
Kunjungan KRI Bima Suci ke Manila bukan hanya tentang pelayaran dan pelatihan, tetapi juga bagian dari strategi diplomasi budaya Indonesia. Kehadiran taruna AAL dan pertunjukan seni mereka di Filipina menjadi bukti bahwa Indonesia memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan negara sahabat melalui budaya dan keramahtamahan.
Momentum ini juga mencerminkan pentingnya kolaborasi lintas bangsa. Dengan memperkenalkan kuliner dan seni budaya di atas kapal, Indonesia menunjukkan bahwa diplomasi bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan menyentuh hati. “Inisiatif seperti ini sangat penting untuk memperkuat citra Indonesia di mata dunia,” kata Agus Widjojo.
Melalui pelayaran Kartika Jala Krida 2024, KRI Bima Suci telah membawa misi lebih dari sekadar latihan, yaitu sebagai jembatan persahabatan antarbangsa. Kehadiran kapal ini di Manila mengingatkan kita bahwa hubungan diplomatik tidak hanya dibangun melalui perjanjian formal, tetapi juga melalui interaksi sosial dan budaya yang hangat.