Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, berharap industri spa dapat menjadi pendorong dalam mencapai target jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali, destinasi pariwisata utama Indonesia.
Dalam Seminar Nasional Spa di Royal Pita Maha, Ubud, Bali, Menparekraf Sandiaga menyampaikan dukungannya terhadap perkembangan industri spa. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Bali melalui kebijakan yang mendukung.
Pada acara tersebut, Menparekraf juga memberikan dukungan terhadap peninjauan kembali penerapan pajak 40-75 persen bagi industri spa. Sandiaga menekankan bahwa spa sejauh ini telah dianggap sebagai bagian dari sektor pariwisata berdasarkan regulasi yang ada.
“Kita satukan langkah untuk menghadirkan pariwisata Bali yang berkualitas dan berkelanjutan,” ungkap Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga menyampaikan bahwa aturan terkait pajak untuk industri spa, seperti UU Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 4 tahun 2021, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 tahun 2014, akan diperkuat dengan Judicial Review di Mahkamah Konstitusi.
Menparekraf terus berusaha agar tidak terjadi kenaikan tarif pajak hiburan sebesar 40-75 persen untuk industri spa. Ia menggarisbawahi bahwa industri spa tidak dapat dianggap sebagai industri hiburan. Sandiaga berkomitmen untuk menjaga beban pajak agar tidak meningkat bagi industri spa, serta industri hiburan lainnya, selama menunggu proses hukum.
Dalam acara tersebut, Menparekraf didampingi oleh pejabat Kemenparekraf, antara lain, Direktur Standardisasi dan Sertifikasi Usaha Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim; dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani. Hadir juga pejabat dari tingkat provinsi dan perwakilan industri pariwisata di Bali.
