Menjelang akhir tahun 2024, siswa-siswi Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang internasional. Kali ini, para pelajar jenjang SMP berhasil meraih dua medali perak dan empat medali perunggu dalam ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-21 yang berlangsung di Bucharest, Romania, pada 2 hingga 12 Desember 2024. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta muda berbakat di bidang sains yang mampu bersaing di kancah global. Dua medali perak diraih oleh Kayser Hwang dari SMP Darma Yudha Pekanbaru dan Irsy Alvaro Rhein dari SMPS Mentari Intercultural School Bintaro, Tangerang Selatan. Sementara itu, empat medali perunggu dipersembahkan oleh Raphael Kamil Edward (SMPN 193 Jakarta), Hanin Khairunnisa Fauzan (SMP IT Raudhatul Jannah Cilegon), Jayvin Stanley Chen (SMP Mahabodhi Vidya Jakarta), dan Nadira Mayumi Assyakirah (SMP Al Azhar Mandiri Palu).
Kepala Pusat Prestasi Nasional, Maria Veronica Irene Herdjiono, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para siswa dan pembina atas kerja keras mereka. Dalam sambutannya saat menyambut delegasi Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Irene menekankan pentingnya terus mendukung minat dan bakat para siswa di bidang sains. Ia berharap para siswa tetap bersemangat melanjutkan perjuangan mereka di ajang berikutnya, seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) jenjang SMA. Pesan ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah maju di bidang pendidikan, terutama sains, tidak hanya membawa kebanggaan tetapi juga membuka peluang untuk lebih banyak inovasi di masa depan.
Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari proses pembinaan intensif yang dilakukan selama tiga tahap pada September hingga Desember 2024. Para siswa juga didampingi oleh tim pembina yang terdiri dari para ahli dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Pusat Prestasi Nasional. Salah satu pembina, Budhy Kurniawan, mengungkapkan bahwa pencapaian tahun ini lebih baik dibandingkan sebelumnya, dengan perolehan medali yang meningkat meskipun para peserta harus beradaptasi dengan suhu dingin rata-rata 2 derajat Celcius di Romania. Hal ini menunjukkan dedikasi luar biasa dari para siswa yang tidak hanya harus bersaing di ajang internasional tetapi juga menghadapi tantangan fisik dan mental di lingkungan baru.
Para peraih medali pun mengungkapkan pengalaman dan harapan mereka. Kayser Hwang, salah satu peraih medali perak, menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan tersebut meski sempat menghadapi kondisi fisik yang kurang prima akibat suhu dingin. Ia juga menargetkan untuk kembali berprestasi di ajang OSN SMA pada bidang Fisika. Sementara itu, Nadira Mayumi Assyakirah, peraih medali perunggu, berbagi bahwa tantangan terbesar baginya adalah menyelesaikan soal-soal yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya sebagai seorang penghafal. Namun, ia berhasil melalui semua tes dengan baik dan membawa pulang medali, yang menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
Ajang IJSO sendiri merupakan kompetisi sains bergengsi tingkat SMP yang mencakup bidang Fisika, Kimia, dan Biologi. Tes yang dihadapi oleh peserta meliputi soal pilihan ganda, teori, serta eksperimen yang dilakukan secara berkelompok. Dengan total 304 peserta dari 54 negara, IJSO menantang kemampuan akademik para peserta untuk menunjukkan keunggulan mereka dalam berbagai aspek pengetahuan dan praktikum. Melalui ajang ini, para siswa tidak hanya diuji kemampuannya tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga yang memupuk daya saing global. Dengan keberhasilan tahun ini, harapan besar muncul bahwa Indonesia dapat terus mengembangkan potensi generasi mudanya di bidang sains dan membawa nama bangsa semakin harum di tingkat dunia.