Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh baru saja menggelar Pertemuan Tahunan 2024 di Hotel The Pade pada Jumat malam (29/11/2024). Acara ini berlangsung meriah, dengan Presiden RI, Prabowo Subianto, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang memberikan sambutan hangat secara daring. Sebagai bentuk apresiasi, BI juga memberikan penghargaan melalui BI Award 2024 kepada mitra-mitra strategis yang dinilai berkontribusi signifikan sepanjang tahun ini.
Pertumbuhan Ekonomi Aceh yang Stabil di Tengah Tantangan
Deputi Kepala Perwakilan BI Aceh, Hertha Bastiawan, memaparkan Outlook Ekonomi Aceh 2024 yang penuh optimisme. Hertha mengungkapkan, sinergi yang solid antara BI dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah berhasil menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh sepanjang tahun. “Dengan kolaborasi yang kuat, perekonomian Aceh tumbuh terukur dan stabil sepanjang 2024,” ujarnya.
Pada triwulan IV 2024, pertumbuhan ekonomi Aceh diproyeksikan mencapai 4,37-5,17 persen secara year-on-year (YoY). Sementara itu, inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,30-2,70 persen YoY. Ini menunjukkan kemampuan Aceh dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Namun, tantangan global tetap menjadi sorotan. Hertha menyebutkan bahwa untuk tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Aceh diproyeksikan mencapai 3,86-4,66 persen, sedikit di bawah target nasional sebesar 4,80-5,60 persen. Meskipun demikian, ia tetap optimis dengan peluang-peluang yang ada.
Menggerakkan Ekonomi Lewat Event Lokal
Salah satu langkah strategis yang ditekankan Hertha adalah pentingnya menyelenggarakan lebih banyak acara lokal untuk mendorong perekonomian Aceh. “Jika kita ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Aceh harus menjadi tuan rumah lebih banyak event. Dengan begitu, aktivitas ekonomi masyarakat bisa lebih hidup,” katanya dengan penuh semangat.
Mendukung Stabilitas dan Inklusi Ekonomi Regional
Acara ini diawali dengan keynote speech dari Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Prabu Dewanto, yang membahas perkembangan ekonomi regional dan memberikan dorongan terhadap kolaborasi lintas sektor. Pertemuan tahunan ini menjadi bukti nyata komitmen Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh yang lebih inklusif dan stabil.
Membangun Aceh yang Lebih Kompetitif
Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi yang kompetitif di Sumatra. Dengan berbagai langkah strategis, seperti memperkuat sektor pariwisata, mendorong investasi lokal, dan mengadakan event yang melibatkan masyarakat, perekonomian daerah ini bisa lebih terdiversifikasi. Selain itu, stabilitas inflasi yang terjaga menjadi modal penting untuk menarik lebih banyak investor.
Namun, agar pertumbuhan ekonomi tidak stagnan, diperlukan upaya lebih untuk meningkatkan daya saing dan konektivitas Aceh dengan wilayah lain di Indonesia, bahkan internasional. Pemerintah daerah juga perlu lebih agresif dalam mendorong sektor produktif, seperti pertanian, perikanan, dan energi terbarukan, agar mampu menjadi penggerak ekonomi berkelanjutan.
Dengan sinergi antara BI, pemerintah daerah, dan masyarakat, Aceh tak hanya bisa mengejar target pertumbuhan nasional, tetapi juga memperkuat posisi ekonominya di tingkat global. Aceh yang stabil, inklusif, dan inovatif bukan hanya mimpi—itu adalah peluang yang harus diwujudkan bersama.