Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar Talk Show dengan fokus pada peran dan pentingnya ruang publik dalam memajukan kebudayaan. Acara ini menjadi wadah untuk berdialog mengenai bagaimana mengaktifkan dan mengelola ruang publik sebagai pusat interaksi budaya dan sosial di masyarakat.
Dalam talk show yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Kabupaten Tangerang, para pembicara seperti Handoko Hendroyono dari Filosofi Kopi dan M-Bloc Grup, Arif Yudi dari Jatiwangi Art Factory, serta Singgih Kartono dari Spedagi Movement berbagi pengalaman dan tantangan dalam mengelola ruang publik. Moderator Diana Nazir memandu diskusi yang tidak hanya melibatkan peserta langsung di lokasi acara, tetapi juga peserta yang mengikuti secara daring melalui aplikasi Zoom.
Para pembicara mengilustrasikan bagaimana mereka berhasil mengubah bekas pabrik genteng dan ruang-ruang lainnya menjadi tempat pertemuan bagi anak muda kreatif, menyuarakan semangat lokalitas, dan mempromosikan kehadiran ruang publik sebagai pusat kegiatan kebudayaan.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, dan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, turut menyampaikan gagasan dan dukungan mereka terhadap pembangunan kebudayaan melalui Cipta Kawasan Pemajuan Kebudayaan dan Platform Indonesiana. Mereka menegaskan pentingnya keragaman budaya sebagai instrumen pembangunan serta kolaborasi dan gotong royong dalam mengaktivasi ruang publik sebagai ekspresi kebudayaan yang inklusif dan representatif.
Acara ini juga menjadi bagian dari program Platform Indonesiana yang mendorong partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk komunitas, pelaku budaya, dan pemerintah daerah, untuk membangun ekosistem pembangunan kebudayaan yang berkelanjutan dan inklusif.
Dengan demikian, talk show ini tidak hanya menjadi forum untuk berbagi pengalaman dan ide, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi pembangunan kebudayaan yang berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.