Kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Provinsi Aceh telah berhasil menstabilkan harga ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Harga ikan, seperti ikan layang dan ikan deko, mengalami peningkatan yang signifikan setelah sejumlah langkah strategis dilakukan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, menjelaskan bahwa atas perintah Menteri, langkah-langkah taktis segera dilakukan bersama Pemerintah Provinsi, termasuk mencari Unit Pengolah Ikan (UPI) di luar Aceh untuk menyerap tangkapan nelayan. Selain itu, kerjasama dengan produsen tepung ikan juga dimaksimalkan untuk memanfaatkan tangkapan yang tidak layak konsumsi.
Budi Sulistiyo menegaskan komitmen untuk memastikan hasil tangkapan nelayan dihargai secara proporsional, sesuai dengan pesan Menteri KKP. Langkah-langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, tetapi juga untuk memastikan pasokan ikan yang memadai bagi konsumsi masyarakat.
Selama kunjungan ke PPS Lampulo, Budi Sulistiyo melakukan dialog dengan dinas, nelayan, dan pedagang untuk mencari solusi yang tepat. Salah satu rencana yang diusulkan adalah penerapan freezer di kapal sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hasil tangkapan. Ini menunjukkan komitmen KKP dalam terus berupaya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sektor perikanan.
Peningkatan angka konsumsi ikan juga menjadi fokus Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebagai upaya untuk meningkatkan gizi masyarakat dan kesejahteraan pelaku perikanan. Dengan meningkatnya konsumsi ikan, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia secara lebih baik.
