Ajang Jakarta Martial Arts Extravaganza (JMAE) 2025 menjadi lebih dari sekadar arena kompetisi olahraga bela diri—ia menjelma sebagai ruang tumbuh bagi atlet-atlet muda Indonesia yang tak hanya mengejar prestasi, tetapi juga membawa semangat kepedulian terhadap lingkungan. JMAE 2025 diharapkan menjadi wadah lahirnya generasi atlet yang unggul secara teknis sekaligus memiliki wawasan keberlanjutan yang kuat.
Chandra Asri Group, sebagai salah satu mitra utama, menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pembinaan atlet muda lewat keikutsertaan aktif dalam ajang ini. Lewat kerja sama strategis bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), perusahaan ini mendorong perkembangan talenta nasional di berbagai cabang bela diri seperti Wushu, Muaythai, dan Pencak Silat. Ini membuktikan bahwa sektor industri bisa berperan penting dalam ekosistem olahraga, bukan hanya lewat dukungan finansial, tetapi juga lewat nilai-nilai yang dibawanya.
Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Group, Edi Rivai, menegaskan bahwa dukungan terhadap JMAE bukanlah langkah sesaat. Ini bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam membangun dunia olahraga nasional. Ia percaya bahwa KONI punya peran vital dalam mencetak atlet berprestasi, dan melalui sinergi ini, Chandra Asri ingin berkontribusi nyata dalam menciptakan panggung bagi para talenta muda untuk berkembang lebih jauh.
Dukungan dari dunia usaha ini pun diapresiasi langsung oleh Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman. Ia menilai bahwa JMAE 2025 menjadi bagian penting dari proses pembinaan atlet yang kelak akan mewakili Indonesia di level internasional. Semakin banyak pihak swasta yang ikut andil, maka pembinaan olahraga nasional akan makin kuat dan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal mencetak juara, tapi juga membentuk karakter dan memperluas akses ke peluang global.
Menariknya, JMAE 2025 juga mengusung konsep Green Sports, sebuah pendekatan inovatif yang diinisiasi oleh Chandra Asri Group. Dalam praktiknya, konsep ini mengintegrasikan semangat kompetisi dengan kesadaran lingkungan—mulai dari pemilahan sampah di lokasi acara, perhitungan jejak karbon, hingga pengelolaan limbah yang bertanggung jawab. Inisiatif ini menjadi kelanjutan dari gerakan Indonesia Asri yang sejak 2023 mendorong masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya, sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi sirkular.
“Semangat olahraga harus selaras dengan semangat menjaga bumi,” ujar Edi Rivai. Ia berharap konsep Green Sports ini bisa jadi inspirasi dan standar baru dalam penyelenggaraan berbagai ajang olahraga di masa depan. Artinya, prestasi di arena tidak harus dibayar dengan kerusakan lingkungan—keduanya bisa berjalan beriringan dengan kesadaran dan inovasi.
Ketua Pengprov Muaythai Indonesia DKI Jakarta, Sylviana Murni, juga menyambut positif penyelenggaraan JMAE tahun ini. Menurutnya, acara ini tak hanya penting sebagai ajang uji kemampuan, tapi juga sebagai ruang mempererat solidaritas antar-atlet dari berbagai daerah. Dengan adanya kategori Youth Junior, Youth Senior, hingga Senior, setiap lapisan usia diberi kesempatan yang sama untuk unjuk gigi dan menimba pengalaman berharga.
Dengan menggabungkan kekuatan antara sektor olahraga, dunia usaha, dan prinsip keberlanjutan, JMAE 2025 membawa semangat baru dalam pembangunan olahraga nasional. Ajang ini bukan hanya soal menang dan kalah, tapi tentang membangun ekosistem atlet yang sadar lingkungan, tangguh secara mental, dan solid dalam kebersamaan. Inilah wajah baru olahraga Indonesia: kompetitif, kolaboratif, dan berkelanjutan.