Danau Kaco: Mutiara Biru yang Tersembunyi di Hutan Jambi

Jambi memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan tak kalah memikat dibandingkan daerah lain di Indonesia. Provinsi ini, dengan luas sekitar 50.160 kilometer persegi, merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. TNKS sendiri adalah rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna yang sangat beragam. Tidak hanya Gunung Kerinci yang menjulang setinggi 3.805 meter, namun Jambi juga dipenuhi danau, air terjun, gua, dan pantai yang mempesona, menciptakan potensi wisata alam yang tak terbatas.

Salah satu objek wisata yang sangat menarik perhatian adalah Danau Kaco yang terletak di kawasan Lempur, Kabupaten Kerinci. Dengan luas yang kecil, hanya sekitar 90 meter persegi, danau ini memiliki pesona yang luar biasa. Untuk mencapai Danau Kaco, dibutuhkan perjuangan ekstra. Perjalanan dari Kota Jambi memakan waktu hingga 10 jam dengan kendaraan pribadi atau sewaan, karena belum ada angkutan umum menuju lokasi. Namun, usaha tersebut sebanding dengan pemandangan yang akan ditemukan di sana. Pemandangan hijau sawah, gunung, dan jalan berkelok-kelok akan menemani sepanjang perjalanan.

Setibanya di Sungai Penuh, perjalanan dilanjutkan ke Lempur, yang merupakan titik terakhir sebelum menuju Danau Kaco. Lempur dapat dijangkau dalam waktu 45 menit dengan kendaraan, dan di sini pengunjung bisa mendapatkan ojek untuk melanjutkan perjalanan menuju pintu masuk danau. Setelah menempuh jalan berbatu dan menanjak, pengunjung akan sampai di pos yang dikelola oleh masyarakat adat setempat, Masyarakat Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur, yang sudah beroperasi sejak 2021. Di sini, tiket masuk dapat dibeli dan suvenir khas Danau Kaco juga tersedia.

Dari pos, perjalanan menuju Danau Kaco berlanjut dengan berjalan kaki sekitar 8 km melewati jalan setapak yang menanjak dan berlumpur. Perjalanan ini memang membutuhkan fisik yang prima, apalagi jalanannya bisa licin saat hujan. Namun, sepanjang perjalanan, pengunjung disuguhi pemandangan alam yang sangat memanjakan mata, mulai dari pepohonan rimbun, suara burung, hingga gemericik air terjun Seluang Besisik yang menambah keindahan suasana.

Sesampainya di Danau Kaco, keindahannya sungguh tak tergantikan. Air danau yang jernih bagaikan kaca dan memiliki warna biru kehijauan yang memukau. Air yang sangat bening memungkinkan pengunjung untuk melihat dasar danau dengan jelas, termasuk ikan semah yang bebas berenang. Menariknya, Danau Kaco juga terkenal dengan fenomena alam yang langka, yakni cahaya rembulan yang memantul di permukaan danau, memberikan kesan bercahaya di malam hari.

Namun, keindahan ini harus dijaga bersama. Sayangnya, sampah plastik dan kertas sering ditemukan di sekitar danau, hasil dari pengunjung yang kurang memperhatikan kebersihan. Para pelancong disarankan untuk membawa kantong sampah dan tidak meninggalkan jejak di alam. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelestarian danau dan kawasan sekitar yang masih asri. Sebagai contoh, wisatawan seperti Nouf Zahrah Anastasia dan suaminya turut memperingatkan untuk selalu membawa kembali sampah yang dihasilkan, bahkan membersihkan area sekitar danau sebagai bentuk tanggung jawab bersama terhadap alam.

Danau Kaco adalah bagian dari lima danau yang dikelola oleh masyarakat adat setempat, yang juga memiliki danau-danau lainnya seperti Danau Lingkat dan Danau Nyalo. Masyarakat Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur sangat menjaga kelestarian lingkungan sekitar danau, bahkan setiap tahun mereka mengadakan perayaan yang dikenal sebagai “beramei di daneaw” untuk merayakan pergantian tahun dengan seni tradisional dan aktivitas kebudayaan yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Sebagai salah satu desa wisata yang ditetapkan Pemprov Jambi sejak 2016, kawasan ini semakin dikenal sebagai destinasi wisata alam yang memikat di Jambi.

Dengan segala pesona alamnya, Danau Kaco menjadi bukti bahwa Jambi memiliki potensi wisata yang luar biasa. Keindahan alam yang masih alami, dikombinasikan dengan kearifan lokal masyarakatnya, menjadikan tempat ini layak untuk dijelajahi. Namun, semua itu hanya bisa dinikmati jika kita bersama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian alam yang ada. Jadi, mari kita jaga keindahan ini untuk generasi yang akan datang.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×