Dorong Investasi AS dalam Energi Terbarukan untuk Masa Depan Indonesia

Setelah menyelesaikan kunjungan ke Republik Rakyat Tiongkok, Presiden RI Prabowo Subianto melanjutkan lawatannya ke Amerika Serikat. Dalam kunjungan yang berlangsung pada 10–13 November 2024, Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan bahkan berbincang melalui sambungan telepon dengan Presiden AS terpilih, Donald J. Trump. Momentum ini digunakan untuk memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara, terutama di sektor ekonomi, energi, dan teknologi.

Amerika Serikat: Investor Penting bagi Indonesia

Hingga kuartal ketiga 2024, Amerika Serikat tercatat sebagai investor terbesar kelima di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD840 juta. Melihat potensi ini, Presiden Prabowo mendorong perusahaan-perusahaan AS untuk meningkatkan keterlibatannya dalam pembangunan Indonesia. Fokus utama diarahkan pada sektor energi terbarukan, teknologi, dan pendidikan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercepat transformasi ekonomi menuju keberlanjutan.

Presiden Prabowo menyampaikan optimisme ini usai bertemu dengan perwakilan The United States Indonesia Society (USINDO) di Washington, D.C., pada 11 November 2024. Dalam forum tersebut, ia menekankan pentingnya kontribusi AS dalam ekonomi Indonesia. “Amerika memiliki sejarah panjang dalam mendukung perekonomian dan pembangunan Indonesia. Saya sangat gembira melihat antusiasme dari berbagai perusahaan terbesar di dunia untuk terus berperan aktif di Indonesia,” ujar Presiden.

Menyongsong Kerja Sama Energi Berkelanjutan

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh 25 perwakilan dari Indonesia dan AS, termasuk pimpinan perusahaan besar seperti ExxonMobil, Chevron, BP, Boeing, dan Citi, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyampaikan adanya minat kuat dari sektor minyak dan gas AS untuk berinvestasi dalam energi terbarukan dan teknologi pengurangan emisi karbon. Rosan menegaskan bahwa peluang besar ini sejalan dengan target Indonesia mencapai net zero emission pada 2060.

Salah satu sektor yang menjadi perhatian utama adalah pengembangan panas bumi (geothermal). Presiden Prabowo menyoroti besarnya potensi geothermal Indonesia, yang mencapai 23,5 gigawatt, namun hingga kini baru 10 persen atau sekitar 2,59 gigawatt yang dimanfaatkan. Dengan keterlibatan perusahaan-perusahaan seperti Chevron yang telah berpengalaman di bidang ini, pemerintah berharap dapat mempercepat optimalisasi sumber daya geothermal. Bahkan, sedikitnya ada 12 proyek panas bumi yang ditawarkan Indonesia, dengan nilai investasi mencapai USD2,16 miliar atau Rp33,7 triliun.

Argumen: Investasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam transisi energi global. Ketergantungan pada energi fosil yang semakin berkurang menuntut negara-negara seperti Indonesia untuk beralih ke energi terbarukan. Dalam konteks ini, kerja sama dengan perusahaan besar seperti ExxonMobil dan Chevron tidak hanya meningkatkan investasi, tetapi juga mendatangkan teknologi mutakhir yang sangat dibutuhkan.

Selain itu, pengembangan geothermal juga menawarkan keuntungan strategis. Energi panas bumi adalah salah satu solusi energi terbarukan yang stabil, efisien, dan ramah lingkungan. Dengan hanya 10 persen dari potensi yang dimanfaatkan saat ini, masih ada ruang yang sangat besar untuk ekspansi. Jika dimaksimalkan, geothermal tidak hanya dapat membantu Indonesia mencapai target emisi nol bersih, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.

Tanggapan Positif Perusahaan AS

Arahan Presiden Prabowo disambut positif oleh perusahaan-perusahaan AS. Mereka tidak hanya melihat Indonesia sebagai mitra investasi, tetapi juga sebagai pasar besar dengan potensi ekonomi yang terus berkembang. Perusahaan-perusahaan ini bahkan berencana mempercepat proyek geothermal mereka di Indonesia sebagai bentuk konkret dari komitmen mereka.

Dengan langkah ini, kunjungan Presiden Prabowo ke AS bukan hanya mempererat hubungan kedua negara, tetapi juga membuka jalan bagi investasi strategis yang dapat mendorong transformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan. Jika inisiatif ini berhasil, bukan hanya sektor energi yang akan berkembang, tetapi juga teknologi dan pendidikan yang akan menciptakan sumber daya manusia unggul untuk menyongsong era baru pembangunan nasional.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×