Gemilang di Aceh Besar: Panen Perdana Cengkih Membuka Babak Baru Kesuksesan!

Cengkih, tanaman yang pernah menjadi primadona di Aceh, kini sedang mengalami kebangkitan. Meskipun sempat ditinggalkan saat Orde Baru menguasai dengan monopoli harga, masyarakat di beberapa daerah seperti Kabupaten Aceh Besar, Sabang, dan Simeulu kembali mengelola kebun cengkih yang sebelumnya terlantarkan.

Seorang pemilik kebun cengkih di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, bernama Muhammad, menceritakan masa kejayaan ekonomi keluarganya melalui berkebun cengkih. Sebelum Orde Baru, harga cengkih mencapai tingkat yang sangat tinggi, setara dengan harga emas. Pada masa itu, satu kilogram cengkih setara dengan satu gram emas, sehingga menjadi sumber penghasilan yang substansial bagi masyarakat.

Muhammad menambahkan bahwa pada masa itu, masyarakat mampu mengumpulkan uang untuk berhaji, membangun rumah, dan menyediakan pekerjaan bagi sejumlah orang. Keuntungan dari kebun cengkih tidak memerlukan lahan yang luas, berbeda dengan kebun sawit. Meskipun saat ini harga cengkih tidak setinggi masa kejayaannya, Muhammad tetap memiliki 50 batang cengkih dan beberapa pekerja untuk melakukan panen.

Cengkih dianggap sebagai tanaman yang ramah lingkungan dan tidak memerlukan banyak air. Selain itu, harga jual bunga cengkih lebih tinggi dibandingkan dengan sawit. Muhammad menyoroti pentingnya mengembangkan cengkih sebagai tanaman warisan nenek moyang yang tidak merusak lingkungan sekitar, berbeda dengan pembukaan lahan sawit yang dapat merusak hutan.

Petani menggunakan tangga bambu untuk memetik buah cengkih saat panen perdana di perbukitan Desa Meunasah Beutong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, menunjukkan semangat kembalinya cengkih sebagai komoditas yang bernilai di mata masyarakat.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×