Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Kalimantan Selatan, sukses menyelenggarakan puncak perayaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Banjar pada 11–14 November 2024 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ajang ini tidak hanya menjadi wadah kompetisi kreatif tetapi juga tonggak penting untuk merayakan, melestarikan, dan memperkuat identitas budaya Banjar di tengah derasnya arus globalisasi.
FTBI Banjar 2024 menghadirkan berbagai lomba seperti menulis cerpen, menulis puisi, bakisah, bapandung, dan pidato, yang semuanya diikuti oleh siswa SD dan SMP dari 13 kabupaten/kota. Ajang ini melibatkan 130 peserta dan dihadiri oleh akademisi, sastrawan, pejabat pendidikan, serta para orang tua yang mendukung penuh generasi muda untuk lebih mencintai bahasa daerah mereka.
Dalam sambutannya, Kepala Pusat Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menegaskan bahwa FTBI kini telah masuk dalam manajemen talenta nasional. Ini artinya, para pemenang FTBI mendapatkan pengakuan setara dengan juara di bidang sains, seni, dan matematika. “Kami ingin tunas-tunas bahasa ini bangga menggunakan bahasa daerah mereka dan percaya diri dengan identitas budaya mereka,” ujar Imam.
Staf Ahli Gubernur Kalimantan Selatan, Husnul Khatimah, juga menyoroti pentingnya melibatkan generasi muda dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah. Menurutnya, FTBI tidak hanya mengenalkan sastra dan bahasa Banjar, tetapi juga membangun karakter dan cinta budaya di kalangan peserta. Ia menekankan bahwa kolektivitas masyarakat sangat penting untuk memastikan bahasa Banjar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Mengapa Bahasa Ibu Penting?
Kepala Balai Bahasa Kalsel, Armiati Rasyid, mengutip penelitian UNESCO yang menunjukkan bahwa pendidikan berbasis bahasa ibu memberi anak awal yang lebih baik dalam pembelajaran. Ia menjelaskan empat manfaat utama dari bahasa daerah:
- Pengembangan Kognitif: Anak-anak yang belajar dengan bahasa ibu menunjukkan fleksibilitas kognitif dan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik.
- Dasar untuk Bahasa Lain: Bahasa ibu menjadi fondasi yang memudahkan pembelajaran bahasa kedua dan ketiga.
- Kecerdasan Emosional: Bahasa daerah memperkuat identitas budaya dan harga diri generasi muda.
- Keterlibatan Sosial: Anak-anak yang memahami bahasa ibu lebih terhubung dengan komunitas dan budaya mereka.
Apresiasi bagi Penggerak Bahasa Banjar
Sebagai bentuk penghargaan, Balai Bahasa Kalsel memberikan apresiasi kepada guru dan tim revitalisasi bahasa daerah dari beberapa daerah seperti Banjarmasin, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai Selatan. Penghargaan ini didasarkan pada inovasi, koordinasi, dan dampak program revitalisasi bahasa daerah yang mereka jalankan.
Langkah Menuju Panggung Nasional
Pemenang FTBI Banjar tidak hanya mendapatkan penghargaan dan uang pembinaan, tetapi juga kesempatan untuk mewakili Kalimantan Selatan di Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) di Jakarta pada 2025. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian bahasa daerah bisa membawa generasi muda menuju prestasi yang lebih besar di level nasional.
Festival ini membuktikan bahwa melestarikan bahasa daerah tidak hanya tentang menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat pondasi generasi penerus untuk lebih percaya diri bersaing di dunia modern. Dengan semangat kolektif, kita dapat memastikan bahasa Banjar, dan bahasa daerah lainnya, tetap hidup sebagai bagian integral dari identitas bangsa.