Dalam pertemuan bilateral, salah satu topik utama yang dibahas adalah perkembangan terkini terkait perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Kesepakatan ini menjadi prioritas strategis yang ingin segera dirampungkan oleh Indonesia.
Sebagai bagian dari ambisi besar untuk memperkuat kerja sama ekonomi dengan Uni Eropa, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan yang pragmatis dan solutif dalam proses negosiasi. Harapan besar pun disematkan pada Hungaria, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Dewan Eropa, untuk memainkan peran aktif dalam mendorong penyelesaian perundingan ini.
Mengapa Indonesia begitu bersemangat menyelesaikan CEPA? Perjanjian ini bukan sekadar soal perdagangan, tetapi juga upaya untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk unggulan Indonesia di Eropa. Selain itu, CEPA diharapkan mampu mendorong investasi Uni Eropa di sektor-sektor strategis di Indonesia, seperti energi terbarukan, manufaktur, hingga ekonomi digital.
Namun, Indonesia juga mengingatkan pentingnya keseimbangan kepentingan dalam negosiasi. Sikap pragmatis dan fleksibel diperlukan agar perundingan tidak terhambat oleh detail teknis yang terlalu rumit. Di sisi lain, Indonesia tetap menjaga prinsip bahwa kepentingan nasional, terutama terkait keberlanjutan dan penguatan sektor lokal, harus menjadi prioritas.
Dengan kolaborasi yang lebih erat dan dukungan politik yang kuat dari Uni Eropa, CEPA berpotensi menjadi tonggak baru hubungan ekonomi Indonesia-Eropa. Akankah kita segera melihat hasil konkrit dari perundingan ini? Indonesia telah menunjukkan komitmennya, kini giliran mitra di Uni Eropa untuk merespons dengan langkah yang sepadan.