UNESCO dan UNICEF secara resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Gateways Study Visit (GSVI) 2024, sebuah konferensi internasional bertema “Lebih dari Sekadar Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia.” Acara prestisius ini akan dihadiri delegasi dari lebih dari 20 negara dan organisasi internasional, memberikan peluang bagi Indonesia dan negara-negara peserta untuk berbagi pengalaman, membahas keberhasilan, tantangan, serta kelanjutan transformasi pendidikan, khususnya di bawah inisiatif Merdeka Belajar.
Iwan Syahril, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, menekankan bahwa kepercayaan yang diberikan UNESCO dan UNICEF kepada Indonesia sebagai tuan rumah adalah pengakuan terhadap arah transformasi pendidikan di Indonesia yang sudah sesuai dengan jalur yang diinginkan. “Kami harap skala transformasi pendidikan Indonesia bisa menjadi inspirasi bagi negara lain, serta melahirkan berbagai gagasan inovatif dalam pelaksanaan GSVI,” ujar Iwan.
Program Gateways sendiri merupakan inisiatif global UNESCO dan UNICEF untuk membantu negara-negara membangun platform pembelajaran digital yang dapat diakses oleh publik secara luas. Kerja sama lintas negara ini bertujuan agar murid, guru, dan keluarga di seluruh dunia bisa mendapatkan akses ke konten pendidikan digital yang berkualitas.
Iwan melanjutkan bahwa GSVI di Indonesia menjadi pertemuan kedua setelah sebelumnya dilaksanakan di Mesir pada Mei 2024. Momen ini sangat strategis karena Indonesia telah melakukan transformasi ekosistem pendidikan secara signifikan dalam lima tahun terakhir melalui pengembangan platform digital seperti Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, dan Kampus Merdeka.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, menambahkan, “Keberhasilan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah juga mencerminkan peran kita di panggung global, yang terwujud melalui terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO 2023–2027, mewakili wilayah Asia Pasifik.”
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek, Yudhistira Nugraha, mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi telah membawa dampak besar bagi ekosistem pendidikan Indonesia. Contohnya, akses pelatihan guru melalui platform Merdeka Mengajar meningkat tujuh kali lipat sejak 2019, dan lebih dari 95% sekolah kini menggunakan Rapor Pendidikan untuk perencanaan berbasis data.