Industri Asuransi Jiwa Cetak Pendapatan Fantastis Rp166,27 Triliun

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan performa 56 perusahaan asuransi jiwa selama periode Januari-September 2024. Hingga akhir kuartal ketiga, total pendapatan industri ini mencapai Rp166,27 triliun, mencerminkan pertumbuhan positif meskipun ekonomi global menghadapi tekanan.

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menegaskan bahwa pencapaian ini didorong oleh pendapatan premi dan hasil investasi yang solid. “Pendapatan kami meningkat 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Faktor utama pendorongnya adalah pertumbuhan premi yang mencapai Rp132,27 triliun, naik 0,2%,” ujar Budi dalam konferensi pers di Rumah AAJI pada 29 November 2024.

Loyalitas Nasabah, Kunci Pertumbuhan Pendapatan Premi

Kenaikan premi didorong oleh dua komponen utama: premi lanjutan yang tumbuh 4,2% menjadi Rp56,6 triliun, dan premi reguler yang melonjak 5,7% mencapai Rp79,08 triliun. Menurut Budi, tren ini menunjukkan loyalitas nasabah yang tetap tinggi, sekaligus mencerminkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya proteksi asuransi.

Di tengah ketidakpastian ekonomi, perilaku konsumen yang lebih memilih memperbarui polis mereka menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap perusahaan asuransi. Ini menjadi sinyal bahwa industri berhasil mempertahankan hubungan baik dengan nasabah melalui pelayanan yang konsisten.

Hasil Investasi Jadi Penopang Signifikan

Tak hanya premi, hasil investasi juga mencatat pertumbuhan luar biasa sebesar 15,1%, mencapai Rp26,95 triliun. Angka ini menegaskan pentingnya strategi investasi yang tepat dalam mendukung kinerja keuangan perusahaan asuransi.

Penurunan Klaim, Tapi Ada Tren Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Di sisi klaim, Ketua Bidang Kanal Distribusi dan Inklusi Tenaga Pemasar AAJI, Elin Waty, melaporkan bahwa pembayaran klaim mengalami penurunan 2%, dengan total Rp119,97 triliun untuk 16,76 juta penerima manfaat. Namun, beberapa jenis klaim seperti partial withdrawal dan klaim kesehatan menunjukkan lonjakan signifikan.

“Klaim partial withdrawal naik 19,4% menjadi Rp15,05 triliun, mencerminkan nasabah yang memilih mempertahankan polisnya sambil memanfaatkan fitur pengambilan sebagian manfaat. Namun, tingginya inflasi biaya kesehatan menjadi tantangan, dengan klaim asuransi kesehatan tumbuh 37,2% menjadi Rp20,91 triliun,” papar Elin.

Perbandingan antara klaim asuransi kesehatan (Rp20,91 triliun) dengan pendapatan premi (Rp14,98 triliun) mencapai rasio 139,5%. Hal ini menunjukkan urgensi bagi perusahaan asuransi untuk menemukan solusi berkelanjutan guna menekan ketimpangan ini.

AAJI pun menggencarkan kolaborasi dengan regulator dan penyedia layanan kesehatan. Inisiatif seperti koordinasi layanan medis dengan BPJS Kesehatan serta pembentukan medical advisory board diharapkan mampu meningkatkan efisiensi layanan dan memperluas cakupan perlindungan.

Aset dan Investasi: Pilar Penting Industri

Ketua Bidang Bisnis Syariah AAJI, Paul Kartono, menyoroti pertumbuhan total aset industri asuransi jiwa yang mencapai Rp630,12 triliun, naik 3,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar aset ini (87,8%) ditempatkan pada instrumen investasi yang diatur ketat oleh OJK.

“Porsi terbesar ada di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp205,66 triliun, naik 28,3% dibandingkan tahun lalu. Selain itu, investasi di saham dan reksa dana masing-masing menyumbang 26,2% dan 13,1% dari total portofolio investasi,” jelas Paul.

Langkah ini tak hanya mendukung pembangunan ekonomi nasional, tetapi juga memastikan pengelolaan dana yang optimal bagi pemegang polis.

Keberhasilan industri asuransi jiwa di tengah berbagai tantangan ekonomi global merupakan bukti kekuatan manajemen risiko dan inovasi dalam memberikan layanan yang relevan bagi masyarakat. Namun, tantangan seperti lonjakan klaim kesehatan mengingatkan pentingnya efisiensi operasional dan edukasi kepada nasabah tentang peran mereka dalam menjaga keberlanjutan polis.

Dengan mengedepankan prinsip utmost good faith atau itikad baik antara perusahaan dan pemegang polis, industri ini diharapkan terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan. Kepercayaan adalah aset utama, dan setiap langkah strategis harus diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan perlindungan nasabah.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×