Rumah Sakit (RS) Marzoeki Mahdi telah menjalin kemitraan dengan King’s College London Hospital untuk mengembangkan layanan kesehatan mental perinatal di Indonesia sebagai respons terhadap meningkatnya kasus kesehatan mental pada ibu pasca melahirkan.
Menkes Budi Gunadi Sadikin, dalam penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara kedua belah pihak pada Rabu (28/2/2024), menekankan pentingnya pemahaman dan perawatan terhadap kesehatan mental, serta mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah ini.
Menurutnya, kerja sama ini memungkinkan RS Marzoeki Mahdi untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan teknologi terbaru dalam bidang kesehatan mental dari King’s College London, serta membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut, termasuk dalam mendirikan Perinatal Mental Health Center.
Data BKKBN menunjukkan bahwa 57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan risiko baby blues tertinggi di Asia. Dalam konteks ini, pendirian Perinatal Mental Health Center di RS Marzoeki Mahdi menjadi langkah yang sangat relevan.
Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, Nova Riyanti Yusuf, menegaskan bahwa kerja sama ini mencakup pengembangan layanan kesehatan jiwa bagi ibu hamil serta pengembangan informasi kesehatan digital untuk Mother Baby Unit di RS Marzoeki Mahdi.
Dalam konteks keterbatasan sumber daya kesehatan jiwa di Indonesia, kerja sama dengan King’s College London memberikan harapan untuk memanfaatkan teknologi dalam memberikan layanan yang lebih efektif dan terjangkau.
Deputi Wakil Presiden Perkembangan Bisnis Global King’s College London, Dr. Helen Bailey, menegaskan komitmen lembaganya dalam mendukung pengembangan kesehatan mental di Indonesia, sebagai bagian dari fokus mereka dalam praktik profesional di bidang kesehatan mental. Ini menunjukkan keseriusan King’s College London dalam membantu meningkatkan layanan kesehatan mental di Indonesia melalui kerja sama ini.