Inovasi Pertanian Indonesia Bikin Jepang Angkat Topi: Panen 3 Kali Setahun!

Menteri Pertanian Jepang, Eto Taku, tak bisa menyembunyikan kekagumannya saat mendengar Indonesia mampu panen padi hingga tiga kali dalam setahun. Dalam pertemuan hangat dengan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, Selasa (29/4), ia menyebut bahwa di Jepang sendiri, hanya daerah-daerah tertentu seperti Okinawa yang bisa panen dua kali setahun—itu pun sudah dianggap luar biasa. “Kami sangat kagum Indonesia bisa tiga kali panen,” ungkapnya dengan nada antusias.

Kedua menteri ini tak hanya bertukar cerita, tapi juga merancang sejumlah langkah konkret untuk mempererat kerja sama di bidang pertanian. Fokus utama mereka adalah bagaimana menghadapi tantangan besar yang sama-sama dirasakan: perubahan iklim. Mentan Amran menegaskan bahwa suhu global yang semakin tinggi berdampak langsung pada produktivitas pertanian, bahkan bisa mengancam kesejahteraan petani jika tak diantisipasi dengan serius.

Namun, Amran juga membawa kabar baik. Ia menyampaikan rasa syukurnya karena Indonesia mampu mengelola dampak iklim ekstrem sepanjang tahun lalu. Hasilnya? Produksi pertanian naik signifikan. Stok beras di gudang Bulog bahkan saat ini mencapai 3,3 juta ton dan diperkirakan akan menembus 4 juta ton dalam waktu 10–15 hari ke depan. “Penyerapan beras mencapai 50 ribu ton per hari. Ini angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir,” ujarnya dengan penuh semangat.

Amran pun menawarkan peluang emas bagi Jepang untuk berkolaborasi dalam pengembangan klaster pertanian berbasis teknologi tinggi di Indonesia. Dengan iklim yang mendukung pertanian sepanjang tahun, Indonesia ingin mengajak Jepang membangun lumbung pangan bersama. Fokusnya bukan hanya soal panen, tapi juga inovasi, seperti pengembangan varietas padi tahan kekeringan dan salinitas—contohnya padi Biosalin dan padi gogo untuk lahan kering.

Tak berhenti di situ, kedua negara juga sepakat untuk mengembangkan teknologi mekanisasi dan smart farming demi mendongkrak produktivitas. Di sisi perdagangan, Indonesia menyambut baik masuknya produk susu asal Jepang yang memenuhi standar mutu nasional. Sebaliknya, Jepang juga diharapkan membuka lebih banyak akses bagi ekspor Crude Palm Oil (CPO) dari Indonesia.

Kerja sama ini jelas bukan hanya soal tukar menukar produk. Lebih dari itu, ini adalah sinergi pengalaman, inovasi, dan semangat untuk menghadirkan sistem pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan di tengah dunia yang semakin tidak pasti. Seperti yang dikatakan Menteri Eto Taku, Jepang kini tengah mengembangkan varietas tanaman yang tahan panas, angin kencang, hingga badai—dan hasilnya bisa 30 persen lebih tinggi. Jika inovasi ini dipadukan dengan kekuatan produksi Indonesia, bukan tidak mungkin Asia akan menjadi pusat kekuatan pangan dunia.

Pertemuan ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia dan Jepang siap melangkah bersama menghadapi tantangan global lewat pertanian yang lebih cerdas dan kolaboratif.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×