Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenalkan metode baru untuk mendeteksi penyakit hewan, yaitu Nested-Polymerase Chain Reaction (PCR), yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyakit Infeksi Bovine Herpes tipe 1 (IBH-1) pada hewan. Peneliti Pusat Riset Veteriner, Muharam Saepullo, menjelaskan bahwa metode ini dapat mengatasi kendala dalam mendeteksi virus pada ternak sapi melalui sampel semen. Menurutnya, kandungan polyamined dalam semen dapat menghambat deteksi infeksi IBH-1, namun dengan metode Nested PCR dan pengenceran sampel, hasil deteksi dapat menjadi lebih akurat.
Selain deteksi IBH-1, Peneliti PRV, Uni Purwaningsih, juga memperkenalkan metode deteksi cepat penyakit Enteric Septisemia (ES) pada ikan patin dan jenis ikan lainnya menggunakan PCR. Ia menyoroti pentingnya deteksi cepat untuk mencegah penyebaran penyakit ini, dengan PCR menjadi standar metode untuk mendeteksi infeksi ES pada patin.
Namun, dalam upaya deteksi dini penyakit hewan, Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, NLP. Indi Dharmayanti, menekankan bahwa penggunaan teknologi dan riset molekuler dapat membantu dalam mendeteksi secara cepat dan spesifik. Hal ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Di samping itu, webinar yang diselenggarakan oleh BRIN juga menjadi wadah bagi para peserta untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam penanggulangan penyakit hewan.
Dengan adanya dukungan dari narasumber intern BRIN serta dari luar, seperti Ryoko Uemura dari Departemen Veterinary Science University Miyazaki Jepang dan Yudhi Ratna Nugraheni dari Departemen Parasitologi Universitas Gadjah Mada, diharapkan upaya penanggulangan penyakit hewan dapat dilakukan secara optimal. Melalui deteksi dini dan pencegahan yang efektif, dapat mengurangi dampak yang lebih besar dari penyebaran penyakit hewan.