Kalamo Biak Bersiap Ekspor Tuna ke Pasar Internasional!

Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Biak, Papua kini melihat peluang besar untuk mengekspor tuna langsung ke berbagai negara. Optimisme ini timbul setelah Koperasi Samber Binyeri, yang mengelola Kalamo, menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Perikanan Nusantara Jaya, PT PINDAD International Logistik (PIL), dan PT Pelindo.

“Alhamdulillah, Kalamo Biak menunjukkan kemajuan yang sangat baik dan siap untuk mengekspor produk tuna,” ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, dalam pernyataan tertulisnya pada Senin (13/5/2024).

Budi menjelaskan bahwa Samudra Ulam sedang membangun fasilitas Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk pengolahan fillet tuna dengan merek “Nusa Tuna” yang berkapasitas 300 ton per bulan dan siap beroperasi pada Juni 2024. Kalamo juga semakin lengkap dengan kesepakatan PT PINDAD International Logistik (PIL) dan PT Pelindo yang akan memanfaatkan lahan di area pelabuhan untuk UPI penanganan produk.

Pembangunan UPI ini merupakan bagian dari kemitraan antara Ditjen PDSPKP, PT Pindad International Logistik, serta sinergi BUMN antara PT Pindad dan PT Pelindo. “Untuk PT PIL, pembangunan sudah dimulai dan targetnya selesai pada bulan Juli 2024,” tambah Budi.

Budi juga memastikan bahwa UPI akan memenuhi prinsip Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) dalam proses pendaratan ikan di Pelabuhan Pelindo, yang merupakan wilayah kerja Pelabuhan Perikanan Pandoi.

Rencananya, UPI ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti bangunan proses (ruang pilah, timbang, pembersihan, pengemasan, administrasi, dan pengiriman) dengan kapasitas proses 750 ton per minggu, gudang penerimaan berkapasitas 200 ton, 100 container yard kosong, dan daya listrik 1 megawatt. Selain itu, ada juga layanan sandar bongkar dan jasa pengiriman. Budi menyebutkan bahwa target awal penanganan produk ikan dari 43 kapal penangkap ikan berizin nasional serta satu kapal berizin daerah sebelum dikirim ke Surabaya dan Jakarta menggunakan moda kapal angkut kontainer dari Pelabuhan Pelindo 4 regional Biak.

“Proses yang akan dilakukan di UPI meliputi sortasi, grading, penimbangan, pengemasan, dan pengiriman dalam kontainer,” urainya.

Sebagai informasi, kolaborasi di Kalamo melibatkan 11 mitra bisnis yang terdiri dari BUMN dan swasta. Groundbreaking dilakukan pada Sabtu, 11 Mei 2024 dan dihadiri oleh Pj Bupati Biak, Dirut PIL Pindad, GM Pelindo Regional IV Biak, dan Dirjen PDSPKP.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengubah kampung nelayan tradisional menjadi kampung nelayan modern dengan fasilitas yang mendorong produktivitas dan kompetensi masyarakat.

Kampung Nelayan Modern ini berada di Desa Samber-Binyeri, Distrik Yendidori, sekitar 40 menit perjalanan darat dari Bandara Utara Internasional Frans Kaisiepo Biak.

Argumen yang bisa ditambahkan di sini adalah bahwa langkah ini tidak hanya meningkatkan ekspor tuna tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal melalui peningkatan fasilitas dan teknologi. Dengan kemitraan strategis antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta, Kalamo dapat menjadi model pengembangan kampung nelayan yang berkelanjutan dan modern, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkuat ekonomi lokal. Hal ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi multi-sektor dalam mencapai tujuan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×