Kelapa di Indonesia saat ini didominasi oleh perkebunan rakyat sebesar 98,93 persen. Namun, dalam mengembangkannya, berbagai tantangan harus dihadapi, termasuk serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti kumbang tanduk/badak, kumbang janur, belalang Sexava spp., dan ulat daun Artona catoxantha, ditambah dengan cekaman iklim ekstrim.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan berperan aktif dalam membina dan membantu para pekebun untuk menjaga produksi dan produktivitas kelapa di tengah tantangan tersebut. Kelapa tetap diminati di pasar global karena semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, menekankan pentingnya peran aktif pemerintah dalam mendorong kesadaran, kepedulian, dan partisipasi para pekebun dalam mengendalikan serangan OPT di kebun mereka. Sinergi dari semua pihak diperlukan untuk menyelesaikan tantangan terkait OPT dengan tepat.
Pentingnya kehadiran petugas Penyuluh Lapangan (POPT) juga disoroti oleh Andi Nur. Mereka perlu memberikan pendampingan dan pembinaan kepada para pekebun agar dapat memberikan solusi yang tepat terhadap kendala yang dihadapi di lapangan. Oleh karena itu, pemahaman dan kapabilitas para petugas teknis, terutama POPT di bidang pengendalian OPT tanaman kelapa, sangatlah penting.
Untuk meningkatkan kapabilitas penanganan OPT tanaman kelapa, Direktorat Jenderal Perkebunan mengadakan Bimbingan Teknis bekerja sama dengan pakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Para POPT dilatih dalam berbagai aspek, mulai dari penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dalam budidaya tanaman kelapa hingga teknologi pengamatan dan pengendalian hama dan penyakit.
Direktorat Jenderal Perkebunan menekankan bahwa pengendalian OPT harus dilakukan secara berkelanjutan untuk meminimalkan kerugian hasil akibat serangan OPT. Melalui kinerja yang lebih baik dari petugas POPT, diharapkan produktivitas dan kualitas tanaman kelapa Indonesia dapat terus terjaga dan ditingkatkan, sehingga para pekebun dapat mengelola kebun mereka dengan lebih efektif.