Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan program optimasi lahan (opla) rawa sebagai bagian dari upaya mendukung program antisipasi darurat pangan di Provinsi Papua Selatan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan, sehingga dapat mendukung kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa selain mempercepat proses pompanisasi, pemerintah juga fokus pada optimasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi penggunaan air, tetapi juga mengurangi risiko banjir atau genangan air yang dapat merusak tanaman pertanian.
Mentan Amran menegaskan bahwa perkembangan produksi tanaman padi dan jagung pada tahun ini berjalan dengan baik. Hal ini terkait dengan pengairan sawah yang terus dilakukan di pulau dan luar Pulau Jawa dengan menggunakan pompa air. Hasilnya, luas tanam pada musim tanam Januari 2024 mencapai 1,7 juta hektare, yang memenuhi kebutuhan bulanan minimal sebesar 1 juta hektare.
Selain itu, Kementan juga memberikan insentif berupa benih gratis kepada petani yang melakukan perluasan lahan serta menyalurkan pupuk tambahan kepada para petani.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan bahwa pada tahun 2023 telah dilaksanakan kegiatan opla rawa seluas 300 hektar di Distrik Tanah Miring, Kampung Nguti Bob, Kabupaten Merauke. Ini termasuk pembangunan saluran tersier dan rumah pompa untuk mendukung pengairan lahan.
Dalam rangka peningkatan produksi padi, Kementan akan mengalokasikan kegiatan opla rawa seluas 20 ribu hektar di kawasan rawa Merauke pada tahun 2024. Langkah ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian untuk mengantisipasi darurat pangan dan meningkatkan pemanfaatan lahan sawah.
