Mahkamah Tinggi Pulau Pinang telah mengabulkan gugatan ganti rugi dalam kasus tragis kematian Adelina Lisao, seorang PMI asal NTT yang diduga meninggal karena dianiaya oleh majikannya pada tahun 2018. Dalam sidang yang berlangsung pada tanggal 8 Februari, ahli waris mendiang, Yohana Banunaek, yang didampingi oleh Kementerian Luar Negeri melalui Konsulat Jenderal RI di Penang, Malaysia, berhasil memperoleh keadilan atas kehilangan yang mereka alami.
Konsul Jenderal RI di Penang, Wanton Saragih, menyambut baik keputusan tersebut sebagai bentuk keadilan bagi Adelina Lisao dan keluarga yang ditinggalkan. Di sisi lain, Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menekankan bahwa pendampingan hukum untuk memperjuangkan hak-hak Adelina Lisao telah menjadi prioritas sejak awal. Keputusan Mahkamah Tinggi Pulau Pinang diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para majikan yang memperlakukan PMI secara tidak manusiawi.
Dalam putusannya, Hakim Mahkamah Tinggi Pulau Pinang, YA Dato Anand Ponnudurai, menetapkan ganti rugi sebesar RM 750.000 untuk keluarga mendiang Adelina Lisao, yang terbagi atas RM 250.000 untuk kesusahan dan RM 500.000 untuk penderitaan yang dialami Adelina Lisao. Selain itu, biaya perjalanan sebesar RM 25.000 yang dikeluarkan oleh ahli waris untuk datang ke Malaysia juga akan ditanggung, bersama dengan bunga sebesar 5% per tahun hingga ganti rugi dibayarkan.
Meskipun tergugat tidak hadir dalam sidang, hakim tetap mengabulkan gugatan ini sebagai bentuk keadilan bagi korban dan keluarganya. Kronologis peristiwa yang mengejutkan ini dimulai pada bulan Februari 2018 ketika Adelina Lisao ditemukan dengan luka-luka akibat penganiayaan di rumah majikannya. Meskipun perjuangan melalui jalur hukum pidana tidak berhasil, upaya untuk mencari keadilan terus dilakukan melalui jalur perdata hingga diperolehnya putusan sidang yang adil ini.
