Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan kesiapannya untuk melakukan refocusing anggaran di Kementerian Pertanian dengan mengurangi biaya-biaya seperti bimbingan teknis, pengadaan barang, perjalanan dinas, dan acara seremoni. Langkah tersebut diambil karena Indonesia menghadapi darurat pangan akibat dampak dari fenomena cuaca ekstrem, yaitu super el nino, yang melanda sebagian besar dunia.
Dalam kunjungannya saat meninjau gerakan tanam di Kabupaten Bojonegoro, Mentan mengutamakan kesejahteraan petani dan pertanian Indonesia dengan mengorbankan beberapa aspek kegiatan Kementerian. Ia menyatakan kesiapannya untuk mengurangi perjalanan dinas bahkan ke luar negeri demi menjaga keberlangsungan produksi pertanian dan menghindari petani dari penderitaan.
Mentan juga mengingatkan bahwa krisis pangan dapat berdampak buruk pada stabilitas sosial dan keamanan negara. Oleh karena itu, kerjasama dan komunikasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga terkait, sangat penting untuk memperkuat produksi pertanian. Mentan menekankan pentingnya pengawasan anggaran, terutama untuk pompa dan benih, agar digunakan secara efektif dalam meningkatkan produksi pertanian.
Pompanisasi menjadi fokus utama untuk mengatasi dampak el nino saat ini, dengan memberikan prioritas pada wilayah-wilayah yang membutuhkan irigasi tambahan. Mentan menyoroti pentingnya pengairan lahan pertanian, terutama di Jawa Timur, yang memiliki ribuan hektar lahan yang dapat ditingkatkan produktivitasnya dengan pendekatan pompanisasi.
Pendukung penuh terhadap upaya Kementerian Pertanian dalam pompanisasi juga datang dari PJ. Bupati Bojonegoro, Adriyanto, yang mengakui tantangan besar dalam menjaga produksi padi di daerahnya. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, diharapkan upaya pompanisasi dapat membantu mengatasi tantangan tersebut dan meningkatkan produksi pertanian di Jawa Timur secara keseluruhan.