Papua baru saja melepasliarkan 74 satwa asli Papua kembali ke habitat alaminya di hutan sekitar Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, pada Selasa (2/8) di Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Kegiatan ini adalah langkah penting dalam konservasi, di mana satwa-satwa tersebut mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup di alam bebas setelah menjalani perawatan dan adaptasi.
Lusiana Dyah Ratnawati, Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan BBKSDA Papua, menjelaskan bahwa sebagian dari satwa yang dipulangkan ini adalah barang bukti yang diserahkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua, sementara sebagian lainnya adalah satwa hasil translokasi dari BBKSDA Jawa Timur. Jenis satwa yang dipulangkan termasuk burung-burung endemik seperti kakaktua raja dan kakatua koki, serta berbagai jenis kadal, biawak, dan ular yang semuanya merupakan satwa yang dilindungi.
Lusiana juga menambahkan bahwa sebelum dipulangkan ke alam liar, satwa-satwa tersebut menjalani masa habituasi di kandang transit untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi sehat dan siap untuk kembali ke kehidupan alami mereka. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa satwa-satwa tersebut bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan alami mereka setelah mengalami masa perawatan.
Di sisi lain, Plt. Kepala BBKSDA Papua, Abdul Azis Bakry, mengungkapkan keprihatinannya atas masih banyaknya satwa-satwa liar dari Papua yang menjadi korban perburuan ilegal dan perdagangan satwa liar. Ia menekankan pentingnya peran semua pihak untuk menghentikan tindakan ilegal ini, yang tidak hanya merugikan satwa, tetapi juga ekosistem yang bergantung pada keberadaan mereka. Azis juga mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat membawa konsekuensi yang sangat besar bagi kelestarian satwa liar Papua.
Penting untuk disadari bahwa pelestarian satwa liar bukan hanya tugas pemerintah dan lembaga konservasi, tetapi juga tanggung jawab kita bersama. Keberagaman satwa Papua adalah kekayaan alam yang harus kita jaga agar bisa dinikmati oleh generasi mendatang, bukan hanya menjadi kenangan. Tindakan ilegal seperti perburuan dan perdagangan satwa liar harus dihentikan demi kelangsungan hidup spesies-spesies yang ada di Papua, yang menjadi bagian penting dari identitas dan ekosistem kita.