KIA 2024: Literasi Keagamaan, Kunci Kemajuan Bangsa Menuju Indonesia Emas

Kepustakaan Islam Award (KIA) menjadi tonggak penting dalam memperkuat tradisi literasi keagamaan di Tanah Air. Tak hanya memberikan penghargaan kepada para pegiat literasi, ajang ini juga menjadi langkah strategis untuk mendukung kehidupan beragama yang lebih berkualitas, rasional, dan relevan dengan tantangan era modern.

Plt. Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Ahmad Zayadi, menjelaskan bahwa KIA berperan besar dalam menciptakan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai agama. Literasi keagamaan, menurutnya, bukan sekadar memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi kunci dalam membangun pemahaman agama yang inklusif dan kontekstual sesuai perubahan zaman.

“Ke depan, kami berkomitmen memperkuat KIA dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Nasional. Literasi adalah tanggung jawab bersama, baik dalam konteks kehidupan masyarakat maupun kehidupan beragama,” ujar Zayadi dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (23/11/2024).

Peran Literasi dalam Transformasi Sosial
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional, Andin Bondar, menyebut KIA sebagai terobosan yang sangat penting dalam mendorong budaya baca di Indonesia. Ia menegaskan bahwa literasi memiliki peran sentral dalam pembangunan bangsa, mulai dari meningkatkan keterampilan individu, menekan angka kemiskinan, hingga memperkuat transformasi sosial.

“Perpustakaan saat ini bukan hanya tempat membaca, tetapi juga ruang belajar dan pusat pengalaman. Dengan membaca, kita tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendukung moderasi beragama dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Andin.

Ia menambahkan bahwa Perpustakaan Nasional menargetkan revitalisasi 222.000 perpustakaan dan pembangunan 10.000 ruang terbuka yang akan dimanfaatkan sebagai pusat literasi, termasuk di rumah-rumah ibadah. Inisiatif ini diharapkan dapat mengintegrasikan budaya membaca ke dalam kehidupan masyarakat, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Sinergi Literasi untuk Generasi Masa Depan
Ahmad Zayadi menegaskan bahwa kolaborasi antara Kementerian Agama dan Perpustakaan Nasional menjadi kunci dalam membangun generasi yang memiliki daya literasi tinggi. Menurutnya, kemampuan literasi tidak hanya mendukung moderasi beragama, tetapi juga menjadi landasan penting untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.

“Membaca adalah langkah strategis menuju masyarakat yang produktif dan mampu menjembatani nilai-nilai agama dengan tantangan global,” ungkap Zayadi.

Dengan adanya KIA dan berbagai inisiatif yang menyertainya, literasi keagamaan diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam membangun generasi yang mampu menghadapi tantangan global. Literasi tidak hanya memperkuat pemahaman agama, tetapi juga mendukung terciptanya peradaban bangsa yang maju, harmonis, dan berkeadaban.

Literasi: Jalan Menuju Indonesia Emas
Argumen bahwa literasi adalah pondasi peradaban semakin relevan di era informasi ini. Dengan memperkuat literasi keagamaan yang sejalan dengan dinamika zaman, KIA berpotensi menjadi katalisator dalam membangun masyarakat yang lebih cerdas, toleran, dan berdaya saing global. Dukungan lintas sektor yang terus diperkuat akan memastikan bahwa literasi menjadi kekuatan nyata dalam membangun Indonesia yang lebih baik menuju 2045.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×