Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan College of Education King Abdulaziz University (KAU) Jeddah resmi menandatangani perjanjian kerja sama strategis pada Selasa (10/9), yang berfokus pada pengembangan pertukaran akademik dan kolaborasi penelitian. Rektor UPI, M. Solehuddin, bersama Dekan College of Education KAU, Ali Hasan AlNajmi, memimpin penandatanganan yang mencakup beberapa program penting.
Di antara kerja sama utama adalah program pertukaran dosen dan mahasiswa yang memungkinkan pergerakan akademik antara kedua universitas. Pertukaran ini tidak hanya mendorong transfer ilmu, tetapi juga memperkuat ikatan budaya dan mempromosikan penelitian bersama.
Bidang lainnya meliputi penelitian dan publikasi bersama, di mana kedua institusi akan berkolaborasi dalam inisiatif riset dan penulisan artikel untuk jurnal internasional bergengsi. Kolaborasi ini juga termasuk profesor tamu, mengundang pakar dari kedua universitas untuk mengajar dan melakukan penelitian di lembaga mitra.
Inisiatif yang lebih besar mencakup pengembangan program gelar ganda yang memungkinkan mahasiswa memperoleh gelar dari kedua universitas, serta penyelenggaraan konferensi internasional bersama. Kerja sama ini difasilitasi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Riyadh, Badrus Sholeh, yang menyatakan bahwa kemitraan ini akan menguntungkan kedua belah pihak.
Dekan AlNajmi juga menyoroti reputasi akademik UPI, terutama dalam QS World University Rankings by Subject untuk bidang pendidikan, sebagai salah satu alasan utama di balik kemitraan ini. Ia berkomitmen untuk mendorong lebih banyak proyek penelitian bersama antara fakultas dari kedua universitas.
Upacara penandatanganan kerja sama ini mengikuti suksesnya The 1st International Conference on Education, Leadership and Management (ICELM) di Jeddah. Makalah dari konferensi ini akan diterbitkan dalam prosiding internasional terindeks, termasuk kajian yang menonjol oleh Badrus Sholeh dan Anis Fuadah Z., yang membahas peran sekolah Indonesia di luar negeri dalam diplomasi budaya.
Argumennya, kerja sama ini bukan sekadar pertukaran akademik, melainkan sebuah langkah maju dalam membangun aliansi strategis yang mampu memperkaya pendidikan dan riset di kedua negara. Kolaborasi ini juga mencerminkan semakin pentingnya globalisasi dalam dunia pendidikan, di mana kerja sama lintas negara menjadi kunci keberhasilan akademik di masa depan.