Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang berupaya untuk mendapatkan dukungan internasional guna mencapai perluasan kawasan konservasi laut hingga 30% luas perairan Indonesia pada tahun 2045, yang setara dengan 97,5 juta hektare. Langkah ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan memastikan kelangsungan hidup masyarakat pesisir.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, Firdaus Agung, menyampaikan pentingnya perluasan kawasan konservasi laut ini dalam konferensi Our Ocean Conference (OOC) ke-9 di Athena, Yunani. Dalam acara tersebut, Firdaus menggarisbawahi bahwa perluasan kawasan konservasi akan melindungi ekosistem laut yang beragam, seperti padang lamun, mangrove, terumbu karang, serta area pemijahan, sambil menyimpan karbon dan melindungi sumber daya laut yang bernilai.
Lebih lanjut, Firdaus juga menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia, seperti kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim, penangkapan ikan yang berlebihan, dan pembangunan pesisir yang tidak berkelanjutan. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya kolaborasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Indonesia telah menetapkan sejumlah komitmen untuk mendukung konservasi laut, termasuk pembentukan kawasan konservasi baru, peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi yang telah ada, dan pengembangan desa wisata bahari. Ambassador RI untuk Yunani, Bebeb A.K. Nugraha Djundjunan, juga menegaskan komitmen Indonesia dalam berbagai inisiatif konservasi laut di OOC ke-9.
Konservasi laut bukan hanya tentang menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem laut, tetapi juga berpotensi sebagai pusat ekonomi baru yang berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya perluasan kawasan konservasi laut ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
