Indonesia mempersiapkan peluncuran satelit Nusantara-5 (SATRIA-2) dan satelit NEO-1 pada tahun 2024 untuk merangsang perubahan digital, memantau kondisi bumi, melakukan pengawasan maritim, dan mengukur medan magnet bumi.
Tidak hanya itu, Indonesia juga akan segera mengoperasikan Observatorium Nasional Timau pada pertengahan tahun 2024 untuk mendukung penelitian luar angkasa dan pengembangan teknologi.
Emanuel Sungging Mumpuni, Kepala Pusat Riset Antariksa di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan dukungan Indonesia terhadap kerja sama global dalam bidang ilmu antariksa untuk memanfaatkan Observatorium Nasional tersebut. Dengan hal ini, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam penggunaan luar angkasa secara damai.
Tidak hanya memberikan pernyataan, Sungging juga mengungkapkan aktivitas luar angkasa Indonesia pada tahun 2023, termasuk peluncuran SATRIA-1 untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. Selain itu, peningkatan kerja sama internasional juga menjadi fokus, seperti kerja sama dengan United Arab Emirates Space Agency (UAESA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Melalui pembangunan Observatorium Astronomi Timau di Nusa Tenggara Timur, Indonesia berusaha menciptakan platform global baru untuk penelitian luar angkasa yang dapat meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan luar angkasa secara damai. Selain itu, pemaparan teknis mengenai kontribusi Indonesia dalam penelitian dan observasi cuaca luar angkasa juga menjadi fokus dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kegiatan luar angkasa Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia menunjukkan komitmen dalam eksplorasi luar angkasa yang dapat memberikan manfaat baik untuk negeri sendiri maupun bagi dunia internasional secara keseluruhan.
