Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan Small Modular Reactor (SMR), suatu teknologi pembangkit tenaga listrik yang menggunakan reaktor nuklir secara modular.
Menurut keterangan resmi dari Humas BRIN pada Kamis (7/3/2024), Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Rohadi Awaludin, menjelaskan bahwa SMR dapat dipasang secara merata di seluruh wilayah Indonesia karena ukurannya yang kecil dan praktis, mampu menghasilkan 300 Megawatt per unit.
“Small Modular Reactor memiliki ukuran di bawah 300 megawatt, dengan bentuk yang modular sehingga dapat diproduksi lebih cepat, lebih fleksibel dalam penempatannya. Karena Indonesia terdiri dari kepulauan, kita dapat memasang SMR di beberapa titik, ditambah dengan pembangkit listrik yang lebih besar,” ungkap Rohadi dalam acara “Regional Workshop on Reactor Physics, System Thermal Hydraulics and Safety of Small Modular Reactors for Near-term Deployment” yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan International Atomic Energy Agency (IAEA).
BRIN berharap dapat memperoleh informasi baru mengenai perkembangan global dalam energi nuklir, serta mendorong semua pihak untuk mengembangkan teknologi nuklir di Indonesia.
Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, Topan Setiadipura, menyampaikan bahwa BRIN berusaha untuk mengembangkan Small Modular Reactor dengan Hight Temperatur Gas-Cooled Reactor.
“Dalam diskusi, kita telah sepakat untuk menguji Light Water Reactor dalam waktu dekat. Namun, pada tahap selanjutnya, kita akan menguji High Temperature Gas-Cooled Reactor,” ungkap Topan.
BRIN saat ini sedang melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan SMR ini demi kemajuan dalam bidang teknologi nuklir.
“Kami akan menjalin kerja sama dengan beberapa vendor, baik dengan BRIN maupun dengan vendor lainnya. BRIN berusaha mencari dukungan untuk kolaborasi dalam proyek PeLUit-40,” tambahnya.