Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengekspresikan harapannya agar International Labour Organization (ILO) terus berperan dalam memajukan pencapaian kerja layak di Indonesia. Selain itu, Ida Fauziyah juga menginginkan ILO dapat menjadi jembatan dalam menyelesaikan tantangan yang masih dihadapi dalam mewujudkan program pekerjaan layak Indonesia atau Decent Work Country Programme (DWCP) for Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Director International Labour Organization (ILO) for Indonesia and Timor Leste, Simrin Singh, Menaker Ida menekankan bahwa program pekerjaan layak adalah elemen penting dalam strategi pembangunan nasional. Kerja layak tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, yang merupakan pilar utama dalam pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, Menaker Ida juga menggarisbawahi pentingnya koordinasi antara Kementerian Lembaga (K/L) dan pemangku kepentingan dalam menerapkan Konvensi ILO, terutama yang berkaitan dengan Maritime Labour Convention. Harmonisasi regulasi dan implementasi kerja layak di sektor maritim menjadi kunci untuk memastikan keadilan dan keamanan bagi pekerja di sektor tersebut.
Dengan menjadikan ILO sebagai mitra potensial tripartit Indonesia, Menaker Ida berharap tingkat pemahaman dan kepatuhan kelompok pengusaha dan pekerja terhadap prinsip-prinsip ketenagakerjaan dapat ditingkatkan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi potensi munculnya masalah ketenagakerjaan yang merugikan bagi kedua belah pihak.
Selain itu, Menaker Ida juga menyerukan agar ILO merespons dengan cepat isu-isu ketenagakerjaan yang sedang berkembang dan menjadi tren global. Kolaborasi antara ILO dan Indonesia di bidang ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terus berkembang di dunia kerja.