Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti, menghadiri jamuan makan malam Perundingan Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) putaran ke-4 yang berlangsung di Jakarta pada Kamis, 31 Oktober. Kehadirannya disambut dengan antusias oleh Duta Besar Peru untuk Indonesia, Luis Tsuboyama, dan Chief Negotiator Peru, Geraldo Mesa, menunjukkan besarnya komitmen kedua negara untuk mencapai kemajuan dalam kemitraan ekonomi ini.
Dalam sambutannya, Roro mengapresiasi setiap pihak yang telah berkontribusi dalam proses perundingan ini. Ia menekankan bahwa tercapainya kesepakatan pada CEPA bukan hanya akan membawa manfaat ekonomi, tetapi juga membuka peluang yang lebih luas bagi kedua negara untuk terlibat dalam kolaborasi yang mendalam di sektor-sektor strategis. “Jika kesepakatan ini bisa tercapai sesuai target pada putaran ke-4, ini akan menjadi sinyal kuat bagi dunia internasional bahwa Indonesia dan Peru siap menjadi mitra strategis yang solid dalam perdagangan global,” ujar Roro.
Perjanjian Indonesia-Peru CEPA, yang mencakup liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, dan peningkatan kerja sama ekonomi, berpotensi menjadi dorongan besar bagi ekonomi Indonesia, terutama di kawasan Amerika Latin. Melalui CEPA ini, Indonesia tidak hanya memperluas akses pasar ekspornya, tetapi juga mendapatkan peluang transfer teknologi dan peningkatan kualitas produk melalui kerja sama investasi. Perjanjian ini dapat menjadi pintu bagi berbagai produk unggulan Indonesia—seperti produk pertanian, perikanan, dan manufaktur—untuk semakin dikenal di pasar Amerika Latin yang selama ini mungkin belum tergarap optimal.
Roro menekankan pentingnya kesepakatan ini untuk segera diselesaikan dan berharap pengumumannya bisa dilakukan pada APEC Economic Leaders Week 2024, yang dijadwalkan berlangsung pada 14-17 November di Lima, Peru. Ini akan menjadi momentum tepat bagi Indonesia dan Peru untuk memperkenalkan CEPA mereka di hadapan para pemimpin ekonomi Asia Pasifik, yang tentu akan memberi daya tarik lebih besar dan meningkatkan reputasi Indonesia sebagai negara yang aktif berperan dalam perdagangan global.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, dan Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI dari Kadin, Mufti Hamka. Kehadiran mereka memperkuat sinyal bahwa perundingan ini bukan hanya mengenai peningkatan volume perdagangan, tetapi juga membawa potensi kolaborasi lintas sektor yang mampu mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.