Menyadari pentingnya persiapan terkait teknologi nuklir sebagai salah satu alternatif energi di masa depan, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rohadi Awaludin, menekankan urgensi dalam menganalisis dan memproyeksikan bauran energi hingga tahun 2060. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan terkait teknologi nuklir dapat disusun secara tepat ketika nuklir diproyeksikan sebagai salah satu sumber energi yang akan digunakan.
Dalam upaya mempersiapkan kebijakan tersebut, BRIN menerima kunjungan delegasi Mitsubishi Research Institute (MRI) dan Ontario Tech University Jepang. Mereka tertarik untuk berkolaborasi dalam riset terkait kebijakan nuklir di Indonesia, terutama terkait dengan peran energi nuklir dalam mencapai Indonesia Net-Zero Emission (NZE) 2060.
Perwakilan dari Ontario Tech University Jepang, Hossam Gaber, menawarkan simulator NR-HES untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Simulator ini diharapkan dapat memberikan data kuantitatif yang dibutuhkan untuk memperkirakan karakteristik dan kebutuhan pembangkit nuklir, membantu dalam pembangunan PLTN yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
Kepala Pusat Riset Teknologi Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTBNLR) – BRIN, Syaiful Bakhri, menyambut baik kerja sama riset ini. Ia menekankan pentingnya simulator ini dalam mempersiapkan keterlibatan energi nuklir Indonesia dalam transisi energi menuju NZE. Dengan adanya simulator ini, diharapkan analisis dan perencanaan pembangunan PLTN di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih akurat, memberikan umpan balik yang berharga bagi pemangku kebijakan di masa mendatang.