Di tengah-tengah Pertemuan Tingkat Menteri Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di Paris, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berjumpa dengan delegasi Belanda yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Belanda Karien Van Gennip, yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial dan Tenaga Kerja.
Kedua pemimpin tersebut membahas sejumlah isu strategis dan potensi kerja sama antara kedua negara, baik dalam konteks bilateral, regional, maupun multilateral.
Menyuarakan apresiasi Pemerintah Indonesia atas dukungan yang kuat dari Belanda terhadap proses aksesi Indonesia ke OECD, Menko Airlangga menegaskan bahwa keanggotaan Indonesia di OECD adalah prioritas strategis dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Pemerintah Indonesia bertekad untuk memenuhi semua persyaratan keanggotaan, dan Wakil PM Belanda menyambut baik komitmen tersebut serta menawarkan dukungan dalam proses aksesi.
“Belanda berkomitmen untuk terus mendukung upaya Indonesia dalam proses keanggotaan OECD. Kami juga siap untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam reformasi struktural domestik,” ungkap Wakil PM Van Gennip.
Selain membahas perkembangan perundingan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), keduanya sepakat bahwa CEPA merupakan faktor penting dalam meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa (UE). Karena itu, mereka menegaskan perlunya percepatan penyelesaian perundingan yang telah berlangsung selama delapan tahun.
Diskusi juga mencakup potensi kerja sama dalam proyek strategis pembangunan Giant Sea Wall di pantai utara Jawa. Menko Airlangga menyoroti pengalaman Belanda dalam pembangunan bendungan dan dam, yang direspons positif oleh Wakil PM Van Gennip.
“Kami siap untuk berkontribusi dalam proyek strategis tersebut,” kata Wakil PM Van Gennip.
Selain itu, pembahasan juga mencakup tindak lanjut implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP) serta perkembangan kerja sama dalam bidang keuangan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara, termasuk Wakil Menteri Perdagangan RI, Duta Besar RI Paris, Sekretaris Kemenko Perekonomian, dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, serta delegasi dari Pemerintah Belanda.
