Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Rully Nuryanto, mengakui bahwa wirausaha perempuan masih menghadapi tantangan kompleks dalam menjaga dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang kuat untuk memberdayakan wirausaha perempuan. Pada acara peluncuran program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM, Rully menyatakan komitmennya untuk mendorong sektor-sektor potensial seperti pertanian, kesehatan dan kesejahteraan, energi bersih, dan teknologi, yang berfokus pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Menurut Rully, pemerintah tidak hanya memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan semata, tetapi juga memperhatikan aspek praktis dalam perbaikan tata kelola perusahaan dan pengembangan usaha dengan mencapai target bersama. Pemberdayaan wirausaha perempuan merupakan bagian integral dari upaya pembangunan ekonomi nasional, sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global pada tahun 2045.
Wirausaha perempuan memiliki peran yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi mereka. Rully berharap program ini tidak hanya menciptakan dampak positif bagi perkembangan usaha peserta, tetapi juga membuka akses pasar dan pembiayaan yang lebih luas.
Direktur Kepatuhan Standard Chartered, Dewi Muhfiyanti, menambahkan bahwa pihaknya telah berhasil membina ribuan UMKM perempuan di seluruh Indonesia melalui kolaborasi dengan Yayasan Benih Baik. Dewi menekankan pentingnya komitmen dalam memberdayakan perempuan, termasuk dukungan untuk hak akses berbisnis. Program Women in Entrepreneurship ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan gender dalam dunia bisnis dan memupuk semangat kewirausahaan di kalangan perempuan.