Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Yusharto Huntoyungo, mengajak pemerintah daerah (pemda) untuk mengembangkan inovasi guna mempercepat kemandirian daerah.
Menurut Yusharto, inovasi merupakan kunci untuk mempercepat kemandirian daerah dalam aspek ekonomi. Dengan menggunakan modal berpikir yang melekat pada diri kita, kita dapat memanfaatkan inovasi untuk mempercepat kemajuan daerah.
Yusharto menyoroti pentingnya inovasi dalam pembangunan daerah saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II di Provinsi Sulawesi Utara. Dia mencatat bahwa pada tahun 2023, BSKDN berhasil menghimpun 28.539 inovasi, dan ia berharap partisipasi daerah dalam pelaporan inovasi semakin meningkat di tahun 2024.
BSKDN telah menyediakan aplikasi Tuxedovation yang memuat contoh-contoh inovasi dari berbagai daerah. Aplikasi ini dapat diakses oleh pemda untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang inovasi.
Untuk diakui sebagai inovasi, proyek perubahan harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, termasuk berasal dari ide kreatif, relevan dengan isu terkini, mendapat dukungan dari atasan dan institusi, serta memberikan keuntungan bagi organisasi.
Yusharto juga menekankan pentingnya kebaruan dalam terobosan atau ide kreatif yang diusulkan. Setiap peserta PKN Tingkat II harus memastikan bahwa terobosan yang mereka ajukan memiliki dampak positif, memberikan solusi yang efektif, dan bersifat berkelanjutan.
Selanjutnya, BSKDN akan menyempurnakan aplikasi Indeks Inovasi Daerah (IID) agar peserta PKN Tingkat II dapat menginput proyek perubahan mereka sebagai inovasi dalam aplikasi IID tersebut. Namun, keputusan untuk memasukkan proyek perubahan dalam pengukuran IID akan disesuaikan dengan kematangan dan relevansinya dengan kebutuhan daerah masing-masing.