Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah memulai persiapan perangkat pekerjaan Countering Terrorism And Preventing Violent Extremism (CTPVE) untuk memperkuat kemampuan Pusat Pengendalian Krisis (Pusdalsis) sebagai upaya dalam penanggulangan terorisme.
Kepala BNPT, Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, menyatakan bahwa hari ini merupakan awal dari persiapan penting dalam menyusun perangkat CTPVE. Langkah ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada Pusdalsis dalam memantau keberadaan mantan narapidana terorisme atau mitra deradikalisasi di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan adanya CTPVE, BNPT berencana memiliki pusat pemantauan atau monitoring center yang canggih di Pusdalsis. Ini akan memungkinkan Pusdalsis untuk menjadi pusat komando dan kontrol, serta memfasilitasi tugasnya dalam memantau keberadaan mitra deradikalisasi yang telah kembali ke masyarakat.
Selain fungsi pemantauan, Pusdalsis juga akan menjadi pusat pengolahan data dan informasi. Hal ini akan memungkinkan BNPT untuk berperan sebagai alat presiden dalam mengendalikan krisis saat terjadi aksi teror.
Rendy Michael, Direktur Utama PT Nexus Tama, menyatakan kegembiraannya atas partisipasi perusahaan dalam program transformasi BNPT. Dia menekankan bahwa partisipasi ini juga merupakan tanggung jawab moral untuk mendukung kinerja maksimal BNPT melalui implementasi perangkat CTPVE. Hal ini menunjukkan komitmen dari pihak swasta untuk turut serta dalam upaya pencegahan terorisme dan radikalisme di Indonesia.