Menghidupkan Warisan Budaya: Manfaat bagi Masyarakat

Menghidupkan warisan budaya bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita semua agar tak hilang ditelan zaman. Kini, pemerintah tak lagi melihat warisan dan cagar budaya hanya sebagai objek semata, melainkan bagian penting dari upaya memajukan kebudayaan nasional. Melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah didorong untuk melindungi warisan dan cagar budaya. Upaya ini melibatkan ekosistem budaya setempat dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Tahun ini, Kemendikbudristek menetapkan 213 Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI), yang mencakup cerita rakyat, resep makanan, bahasa, permainan rakyat, dan seni pertunjukan. Penetapan ini mencakup lima domain dari 31 provinsi di Indonesia. Namun, Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin, menekankan bahwa penetapan ini harus diikuti dengan rencana aksi nyata untuk memajukan kebudayaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Selain itu, Kemendikbudristek juga menyerahkan sertifikat penetapan 19 cagar budaya nasional dari delapan provinsi dalam acara Apresiasi Warisan Budaya Indonesia 2023 di Kawasan Kota Tua Jakarta. Provinsi DIY menerima penetapan terbanyak dengan 25 apresiasi, diikuti Jawa Barat dengan 13 penetapan, Jawa Timur dengan 12, dan beberapa provinsi lainnya.

Potensi Wisata Budaya: Menggali dan Mengembangkan

Kemendikbudristek memiliki peran penting dalam melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina warisan budaya. Tujuannya adalah agar warisan ini terus memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan tidak hilang ditelan zaman.

Mengembangkan warisan budaya takbenda dan cagar budaya memang menantang. Dibutuhkan kerja keras dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Beberapa negara telah berhasil mengembangkan potensi budaya mereka, seperti Italia dengan cerita gladiator di Colosseum, kemiringan Menara Pisa, dan romantisme wisata air Venesia, serta Yunani dengan reruntuhan Acropolis.

Secara global, pariwisata yang berkaitan dengan budaya dan sejarah mencapai USD 556,96 miliar pada 2021, dan diperkirakan akan tumbuh 3,8 persen setiap tahun hingga 2030. Namun, Indonesia belum sepenuhnya menikmati potensi ini. Dengan ratusan warisan budaya takbenda dan cagar budaya yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, masih banyak peluang yang bisa dikembangkan.

Menarik Minat Masyarakat dan Wisatawan

Berdasarkan data BPS pada 2018, hanya 10,9 persen penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun yang tertarik mengunjungi museum atau situs sejarah. Ahli Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Roby Ardiwidjaja, menilai bahwa cagar budaya harus memiliki daya tarik agar bisa berkembang secara ekonomi. Cagar budaya memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan, yang perlu dilestarikan.

Untuk menarik minat wisatawan, storytelling atau narasi di balik warisan budaya dan cagar budaya menjadi kunci. Keunikan peninggalan budaya, seni, dan kuliner suatu suku bangsa dapat menjadi daya tarik tersendiri. Contohnya, pengelolaan paket wisata di Destinasi Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menunjukkan bahwa kebudayaan bisa menjadi daya tarik utama selain wisata alam.

Melestarikan warisan budaya adalah investasi jangka panjang bagi generasi mendatang. Selain memberikan nilai ekonomi melalui pariwisata, upaya ini juga memperkuat identitas nasional dan kebanggaan terhadap budaya sendiri. Pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa warisan budaya kita tetap hidup dan relevan. Dengan dukungan yang tepat, warisan budaya ini dapat menjadi aset berharga yang terus memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi semua.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×