Industri pengolahan nonmigas tetap menjadi sektor unggulan dalam kontribusi terhadap kinerja ekspor nasional, dengan sumbangsih pengapalan produk manufaktur yang terus menjadi yang tertinggi. Hal ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetapi juga memperkuat neraca perdagangan negara.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya industri manufaktur dalam memacu kinerja ekspor nasional. Untuk mencapai target ekspor produk manufaktur yang semakin meningkat, strategi adaptif, responsif, dan kolaboratif dibutuhkan, terutama melalui Satgas Peningkatan Ekspor Nasional yang telah dibentuk oleh Bapak Presiden.
Tugas dari satgas tersebut, seperti yang diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2023, termasuk pengembangan sumber daya dan industri ekspor, peningkatan produktivitas dan daya saing, serta peningkatan peran ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah.
Selain itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga fokus pada hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia. Hilirisasi ini sejalan dengan visi Indonesia Emas Tahun 2045 dan membantu memperkuat ekspor nasional.
Dalam periode 2019-2022, terjadi tren peningkatan ekspor industri pengolahan nonmigas. Kemenperin juga terus mendorong diversifikasi produk ekspor, termasuk produk dengan kompleksitas tinggi hasil hilirisasi nikel, seperti stainless steel ingot dan kendaraan roda dua. Ini semua merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk ekspor Indonesia.
