Deutsch-Indonesische Vereinigung (DIV) Berlin mengadakan pertemuan bulanan yang disebut Jour Fixe pada Jumat, (15/3), di Restoran Nusantara Berlin. Pertemuan ini dihadiri oleh anggota DIV dan beberapa tokoh penting, termasuk mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federasi Jerman tahun 2014-2017, Fauzi Bowo, serta Senate Chancellery Berlin, Thomas Keil.
Roniyus Marjunus, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, mengungkapkan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara Satuan Kerja Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin dengan DIV dalam bidang kebudayaan dan pendidikan.
Thomas Keil juga menyampaikan beberapa kerja sama yang telah terjalin antara Jakarta-Berlin sejak 1994 dalam kerangka Sister City, terutama dalam hal SmartCity, modernisasi administrasi, dan inovasi. Proyek-proyek seperti “Smart Change” yang didanai oleh Uni Eropa telah membantu digitalisasi administrasi dan inovasi SmartCity di Jakarta.
Kerja sama di bidang seni juga menjadi fokus, seperti pada proyek grafiti di Terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, yang melibatkan seniman Jerman.
Fauzi Bowo menyoroti kompleksitas administrasi pada masa kepemimpinannya, yang saat ini telah terbukti lebih efisien dengan adanya aplikasi dan teknologi modern. Hal ini menekankan pentingnya efisiensi dan pembaharuan administrasi.
Ketua DIV, Albrecht von der Heyden, mengucapkan terima kasih kepada KBRI Berlin atas kerja sama yang sudah terjalin. Dia juga menyambut baik kedatangan Atdikbud KBRI Berlin yang baru, berharap untuk terobosan-terobosan baru dalam kerja sama di masa depan.
DIV, sebagai platform pertukaran informasi antara Jerman dan Indonesia, telah berperan penting dalam memperdalam pemahaman antar kedua negara. Melalui diskusi, kunjungan ke institusi, museum, dan fasilitas penelitian, DIV terus memperkuat hubungan bilateral.