Meningkatkan Kesadaran Terhadap Peserta Didik Down Syndrome: Kemendikbudristek Peringati Hari Down Syndrome

Dalam rangka memberikan perhatian kepada anak-anak dan peserta didik yang mengalami Down Syndrome serta untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pendidikan dan pembinaan bagi mereka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit PMPK) serta Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) menggelar peringatan Hari Down Syndrome (HDS) Sedunia.

“Dengan peringatan Hari Down Syndrome Sedunia ini, kami bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai konsep pembinaan dan pendidikan bagi anak-anak dan peserta didik yang mengalami Down Syndrome. Pentingnya penanganan yang tepat sejak dini harus terus disosialisasikan, sehingga mereka dapat hidup secara mandiri dan meraih kebahagiaan dalam aktivitas sehari-hari,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril dalam sambutan peringatan HDS Sedunia di Jakarta, pada hari Senin, 1 April 2024.

Dirjen PAUD Dikdasmen menambahkan bahwa peringatan tersebut juga bertujuan untuk memberikan motivasi dan dukungan psikologis kepada orang tua anak-anak dengan Down Syndrome. Salah satu langkahnya adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang dapat mengoptimalkan potensi mereka, sehingga dapat berkontribusi positif dalam masyarakat.

Dengan mengambil tema “Kita Istimewa”, diharapkan dukungan terhadap anak-anak dengan Down Syndrome dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka, menghilangkan batasan yang dirasakan, dan memberikan semangat untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Aswin Widiyanto, menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan peringatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan dan masyarakat agar memberikan dukungan kepada anak-anak dengan Down Syndrome.

“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak dengan Down Syndrome memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan dapat berkontribusi dalam masyarakat,” jelas Aswin.

Down Syndrome, atau sindrom down, merupakan salah satu kelainan genetik yang umum terjadi, dengan perkiraan 1 dari 800 bayi baru lahir mengalami kondisi tersebut. Dengan perawatan dan penanganan yang tepat, mereka mampu menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri dan bahkan dapat mencapai prestasi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 3.000–5.000 bayi yang lahir dengan Down Syndrome di seluruh dunia, dengan perkiraan 1 kasus per 1.000–1.100 kelahiran. WHO juga mencatat bahwa secara global terdapat sekitar 8 juta individu yang mengalami Down Syndrome.

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010–2018, kejadian Down Syndrome cenderung meningkat. Pada tahun 2018, sekitar 0,41 persen anak usia 24–59 bulan dilaporkan memiliki kelainan tersebut, dengan 0,21 persen di antaranya berusia 24–59 bulan.

Down Syndrome terjadi karena adanya tambahan salinan kromosom 21 pada individu. Hal ini menyebabkan perubahan dalam fisik, perilaku, dan kemampuan intelektual mereka. Meskipun memiliki tantangan tersendiri, dengan dukungan yang tepat, anak-anak dengan Down Syndrome dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan menjalani kehidupan yang bermakna.’

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×