Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kompetensi global para pendidik dengan membuka Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea (Indonesia-Korea Teacher Exchange/IKTE) 2025. Program ini menjadi langkah strategis dalam memastikan guru-guru di Indonesia memiliki wawasan yang lebih luas dan keterampilan mengajar yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman.
Kolaborasi antara Kementerian Pendidikan Republik Indonesia dan Kementerian Pendidikan Republik Korea yang telah berlangsung sejak 2013 kini memasuki tahun ke-12. Kemitraan ini berada di bawah payung Asia Pacific Centre of Education for International Understanding (APCEIU), sebuah inisiatif UNESCO yang bertujuan untuk memperkuat pendidikan lintas budaya. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, kerja sama ini terus berkembang untuk menjawab tantangan global dalam dunia pendidikan.
Dirjen Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG), Nunuk Suryani, menegaskan bahwa IKTE 2025 bukan sekadar program pertukaran biasa, melainkan sebuah inisiatif yang dirancang untuk membentuk guru-guru dengan perspektif global. Mereka tidak hanya belajar tentang sistem pendidikan Korea, tetapi juga memperkaya keterampilan komunikasi antarbudaya dan meningkatkan metode pengajaran mereka agar lebih efektif dan relevan. Dalam dunia yang semakin terhubung, para pendidik harus mampu beradaptasi dan menyerap inovasi pendidikan dari berbagai belahan dunia.
Lebih jauh, Nunuk mengingatkan para guru yang terpilih untuk memanfaatkan pengalaman ini sebaik mungkin. Bukan hanya untuk pengembangan diri, tetapi juga sebagai kesempatan berbagi ilmu dan praktik terbaik dengan sesama guru di Indonesia. Dengan demikian, efek dari program ini tidak hanya dirasakan oleh individu yang terlibat langsung, tetapi juga oleh komunitas pendidikan yang lebih luas.
Sementara itu, Penanggung Jawab Kerja Sama Setditjen GTKPG, Nissa Afriliana, menekankan bahwa program ini tidak hanya tentang pertukaran metode pengajaran, tetapi juga penguatan kesadaran sebagai warga dunia. Melalui interaksi lintas budaya, para guru akan lebih memahami pentingnya pendidikan kewarganegaraan global (GCED) yang berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pendidikan tidak bisa lagi hanya berfokus pada lokalitas semata, tetapi harus mampu membekali siswa dengan keterampilan dan wawasan global.
Pendaftaran Program IKTE 2025 telah dibuka sejak 17 Februari 2025 dan akan berlangsung hingga 18 Maret 2025. Sasaran program ini mencakup guru-guru dari jenjang SD hingga SMA/SMK non-kejuruan yang berasal dari 19 provinsi, termasuk Bengkulu, Riau, Aceh, Kalimantan Selatan, Maluku, serta beberapa wilayah di Papua. Dengan seleksi yang ketat, diharapkan peserta yang terpilih adalah mereka yang benar-benar memiliki motivasi tinggi untuk mengembangkan diri dan membawa perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Melalui inisiatif ini, Kemendikdasmen berharap para guru tidak hanya menjadi lebih kompeten, tetapi juga semakin terhubung dengan komunitas pendidikan global. Dengan jaringan internasional yang lebih luas, mereka bisa berbagi pengalaman, berdiskusi tentang tantangan pendidikan di berbagai negara, serta membawa inspirasi baru untuk diterapkan di tanah air.
Lebih dari sekadar program pertukaran, IKTE 2025 adalah peluang emas bagi para pendidik Indonesia untuk membawa sistem pendidikan ke level yang lebih tinggi. Dengan guru-guru yang lebih berwawasan global, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia semakin meningkat, memperkuat posisi bangsa di kancah internasional, dan memberikan dampak nyata bagi generasi mendatang.