Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat (OR TKPEKM) BRIN, Agus Eko Nugroho, mengungkapkan bahwa UMKM yang berkembang saat ini masih mengalami kendala dalam hal pembiayaan, yang merupakan tantangan besar dan isu riset yang sangat menantang. Dia menyampaikan pandangannya pada Diskusi Research Collaboration and Sharing ke-10 dengan tema “Alternatif Pembiayaan UMKM berbasis Ekonomi Kerakyatan” pada Selasa (13/2/2024) lalu.
Agus menyoroti apakah transformasi ekonomi Indonesia akan terus maju ke depan, apakah UMKM memiliki implikasi besar pada ketimpangan sosial dan penanggulangan kemiskinan, serta bagaimana memperkuat basis produksi nasional, bukan hanya di tingkat korporasi, tetapi juga di ekonomi kerakyatan.
Dalam diskusi tersebut, Agus menguraikan bahwa fintech (financial technology) memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan UMKM, termasuk dalam memperkuat inklusi keuangan. Selain itu, ia juga menyoroti potensi pembiayaan alternatif berbasis filantropi Islamic Finance, seperti Wakaf, yang dapat memberikan alternatif pembiayaan yang signifikan bagi UMKM.
Agus menekankan bahwa Wakaf memiliki potensi besar sebagai alternatif pembiayaan untuk UMKM dan dapat dipercepat untuk mendukung pembiayaan UMKM. Dia berharap diskusi ini akan menjadi agenda riset yang lebih mendalam, dengan sudut pandang yang beragam, serta kontribusi yang kuat dalam memperkuat analisis kebijakan terkait pengembangan UMKM.
Diskusi ini juga menghadirkan dua narasumber, yakni Yolli Eka Putri dari Universitas Teknologi Sumbawa yang membahas tentang Peer-to-Peer (P2P) Lending, dan Lisa Listiana dari Universitas Indonesia yang memaparkan mengenai Wakaf Sebagai Alternatif Pembiayaan UMKM di Indonesia. Selain itu, Syahrir Ika dari BRIN juga menyampaikan materi tentang Alternatif Pembiayaan UMKM Berbasis Ekonomi Kerakyatan.
Dalam presentasinya, Yolli Eka Putri menyoroti peran P2P Lending dalam pembiayaan UMKM, sementara Lisa Listiana menjelaskan konsep Wakaf dan potensinya dalam perekonomian Indonesia. Sementara itu, Syahrir Ika membahas tentang konsep ekonomi kerakyatan dan bagaimana pengembangannya dapat mendukung UMKM.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai alternatif pembiayaan untuk UMKM dan kontribusi mereka dalam mengatasi tantangan pembiayaan yang dihadapi oleh sektor UMKM.