Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam mendorong transformasi sektor manufaktur menuju ke arah industri hijau, sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketangguhan dan kesadaran lingkungan di dalam negeri. Dalam konteks ini, pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting, sejalan dengan visi Making Indonesia 4.0.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya inovasi teknologi yang tidak hanya berfokus pada efisiensi dan inovasi, tetapi juga mempertimbangkan mitigasi risiko terhadap kerusakan lingkungan. Ini merupakan bukti nyata komitmen industri terhadap pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.
Peluncuran platform inovatif “Udaraku” oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) merupakan langkah maju dalam mendukung industri untuk mematuhi regulasi lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap udara. Platform ini, yang merupakan bagian dari Adaptive Monitoring System (AiMS), diharapkan dapat diadopsi secara luas oleh pelaku industri untuk memantau kualitas udara secara aktif.
Kepala BSKJI Kemenperin, Andi Rizaldi, menyoroti keefektifan platform Udaraku dalam pengumpulan data yang komprehensif, memudahkan evaluasi dan pemenuhan regulasi. Namun, tantangan pengembangan Udaraku mencakup pemenuhan kebutuhan sensor berbiaya rendah serta penambahan lokasi sensor di seluruh Indonesia. Dengan fleksibilitas pengembangan dan kemampuan untuk memberikan prakiraan kualitas udara di masa mendatang, Udaraku diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi industri dan masyarakat.
Kepala BBSPJPPI, Sidik Herman, menegaskan bahwa implementasi standar SNI 9178:2023 tentang Uji Kinerja Alat Pemantauan Kualitas Udara merupakan bukti nyata fokus BBSPJPPI pada kebutuhan industri. Dengan jaminan keamanan data yang terjaga, diharapkan Udaraku dapat dimanfaatkan secara luas oleh industri dan pemangku kepentingan lainnya.
