Supply Chain Indonesia (SCI) menegaskan pentingnya penerapan konsep logistik hijau dalam mendukung ekonomi berkelanjutan. CEO SCI, Setijadi, menyoroti bahwa implementasi logistik hijau tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Setijadi merujuk pada laporan United Nations Economic Commission for Europe (UNECE) yang menunjukkan bahwa perusahaan logistik besar seperti DHL, UPS, dan Geodis telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca serta menghemat energi dan bahan bakar melalui penerapan praktik logistik hijau.
Penerapan logistik hijau tidak hanya terfokus pada transportasi, namun juga pada aktivitas pergudangan. Di sektor pergudangan, penggunaan desain bangunan yang ramah lingkungan dan penggunaan peralatan penanganan material yang efisien energi menjadi faktor penting.
Namun, untuk mewujudkan logistik hijau secara menyeluruh, Setijadi menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang mendukung, seperti stasiun pengisian bahan bakar ramah lingkungan dan pengembangan sistem transportasi multimoda.
Selain itu, insentif fiskal dan non-fiskal juga dianggap penting untuk mendorong perusahaan menerapkan praktik logistik hijau. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang mengusung gagasan ekonomi hijau sebagai upaya meningkatkan daya saing Indonesia secara holistik, termasuk dalam aspek lingkungan.