Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian BUMN dan PT PLN sedang giat mengajak investor untuk bergabung dalam program konversi pembangkit diesel menjadi gas, yang akan memberikan manfaat besar bagi negara dan memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Melalui konversi ini, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dapat dikurangi sambil meningkatkan penggunaan energi bersih.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, mengungkapkan bahwa program gasifikasi ini akan menargetkan 27 pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) dengan total kapasitas sekitar 2.269 MW. Ini diharapkan dapat dilakukan secara bertahap dari tahun 2024 hingga 2026.
Penggunaan gas sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik akan memberikan banyak keuntungan, termasuk mengurangi impor minyak, memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, serta memenuhi komitmen internasional dalam mengurangi emisi karbon.
Untuk meningkatkan daya tarik investasi, Kementerian ESDM telah memperluas cakupan wilayah program gasifikasi ke beberapa kluster di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan skala ekonomi proyek dan menjadikannya lebih menarik bagi investor.
Program gasifikasi ini juga sejalan dengan upaya pemerintah menuju target net zero emission pada tahun 2060. Dalam konteks ini, konversi pembangkit dari BBM ke gas merupakan bagian dari strategi pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk diversifikasi jenis bahan bakar nabati (BBN) di Indonesia, termasuk penggunaan biodiesel dan sustainable aviation fuel (SAF) untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dengan demikian, program konversi pembangkit diesel ke gas menjadi langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi karbon, dan memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri secara berkelanjutan.
